TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Dionysius Hayom Rumbaka, satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putra pada babak 16 besar turnamen bulu tangkis Superseri Primer Malaysia Open 2015 kalah. Hayom peringkat 29 dunia dikalahkan pemain Hong Kong peringkat 22, Wei Nan, 19-21, 21-18, 13-21, di Stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis, 2 April 2015.
Dengan kekalahan Hayom, Indonesia tanpa wakinyal di nomor tunggal putra dan putri. Satu pemain tunggal Indonesia lainnya, Tommy Sugiarto, cedera dan menyerah di babak pertama pada pemain Cina peringkat ketiga di dunia, Lin Dan. Di bagian putri tiga wakil Indonesia, Lindaweni Fanetri, Bellaetrix Manupputy, dan Maria Febe Kusumastuti, langsung terhenti di babak pertama.
Dengan demikian ketertinggakan Indonesia di nomor tunggal dari negara-negara lain berlanjut. Menjadi pekerjaan rumah ke depan bagi klub-klub, pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan semua pihak terkait lainnya untuk mengatasinya. Hal ini disebabkan bulu tangkis masih menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali emas pada Olimpiade 2016 di Rio De Janeiro, Brasil.
Indonesia masih memiliki harapan merebut trofi juara pada nomor ganda. Pada ganda putra, Indonesia menempatkan pasangan unggulan keempat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan adalah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi di babak perempat final. Demikian pula di ganda putri, unggulan keenam Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, juga lolos ke perempat final. Pada ganda campuran pasangan Indonesia unggulan keempat, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juga masih maju ke babak perempat final.
Turnamen Superseri Primer merupakan turnamen dengan tingkatan tertinggi di dunia. Prestasi bulu tangkis Indonesia pada 2015 ini cukup memprihatinkan. Hal ini menjadi lampu kuning bagi perbulutangkisan di Tanah Air menghadapi kualifikasi Olimpiade Rio De Janeiro, Brasil 2016.
Sejak bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia selalu meraih medali emas, kecuali pada Olimpiade London2012. Seluruh lima medali emas bulu tangkis direbut Cina. Indonesia tidak meraih medali emas, perak, maupun perunggu.
MASRUR (KUALA LUMPUR)