TEMPO.CO, Dusseldorf - Kopilot Germanwings Andreas Lubitz ternyata telah meriset soal metode bunuh diri dan sistem keamanan pintu kokpit sebelum insiden jatuhnya pesawat bernomor penerbangan 9525 itu. Menurut jaksa, temuan ini menjadi bukti pertama bahwa kecelakaan pesawat tersebut direncanakan.
Soal riset itu terlihat dari history penjelajahan Internet di komputer tablet Lubitz yang ditemukan di apartemen Lubitz di Dusseldorf, Jerman. Temuan tersebut menjadi tambahan potongan teka-teki dari penyebab kecelakaan yang terjadi pada 24 Maret lalu itu.
Sebelumnya, investigator Perancis mengatakan mereka telah memulihkan catatan data penerbangan Airbus A320 itu.
Jaksa Dusseldorf mengatakan mereka telah memeriksa istilah pencarian memori browser komputer Lubitz dari 16-23 Maret. Dari situ terlihat Lubitz meriset soal tipe dan cara untuk bunuh diri.
"Selain itu, pada satu hari terakhir, Lubitz memberi perhatian beberapa menit guna mencari tahu soal sistem pintu kokpit," kata jaksa, seperti dilansir Associated Press, Jumat, 3 April 2015. Namun jaksa tak menyebut istilah pencarian individu yang digunakan Libitz.
Jaksa Jerman mengatakan kecenderungan bunuh diri Lubitz juga terlihat dari catatan medis sebelum ia menerima lisensi pilotnya. Awal pekan ini Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, mengatakan pihaknya mengetahui bahwa enam tahun lalu Lubitz menderita episode depresi berat sebelum dia menyelesaikan pelatihan penerbangannya.
Lubitz ditengarai melakukan bunuh diri saat menerbangkan Germanwings. Itu dilakukan setelah dia mengunci pintu kokpit saat kapten pesawat Patrick Sondheimer keluar kokpit ke toilet. Saat mengetahui pintu kokpit dikunci, Patrick berusaha minta dibukakan.
Dia bahkan sempat menggedor pintu kokpit, sebelum akhirnya pesawat nahas itu dijatuhkan Lubitz dengan sengaja di Pegunungan Alpen, Prancis.
AP | AMIRULLAH