TEMPO.CO, Makassar - Brigadir Arifin, 40 tahun, anggota Polsek Manggala yang nekad mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya, diketahui baru bertugas di unit provost Polsek Manggala. Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, mengatakan sebelumnya korban pernah bertugas di satuan brigade mobil maupun samapta bhayangkara.
"Almarhum mulai ditempatkan di Polsek Manggala pada 2012, tapi baru sekitar sebulan ditugaskan di unit provost Polsek Manggala," kata Endi, Sabtu, 4 April. Arifin memulai karirnya pada 1995, usai lulus tamtama dan ditugaskan di satuan brigade mobil Polda Jawa Timur. Selanjutnya, yang bersangkutan lulus sekolah bintara pada 2007.
Sejak itu, Arifin ditempatkan di satuan samapta bhayangkara Polrestabes Makassar. Lalu, pada 2012, warga Kompleks Perumahan Berlian, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala ini, akhirnya ditugaskan di Polsek Manggala, sampai akhirnya meninggal dunia. Soal kematian korban, Endi mengaku belum bisa menyimpulkan motifnya.
Arifin bunuh diri di dalam Ruang Unit Provost Polsek Manggala sekitar pukul 07.50 Wita. Aksi itu dilakukannya selepas apel pagi di kantornya. Ia masuk ke ruangan, menutup pintu dan langsung menembak kepalanya. Arifin sempat kritis selama beberapa jam dan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar sekitar pukul 10.00 Wita.
Kepala Polsek Manggala, Komisaris Akbar Setiawan, mengaku tidak mengetahui pasti, apa masalah yang menimpa anak buahnya itu sehingga nekad mengakhiri hidupnya. Yang pasti, dia yakin korban bunuh diri bukan karena persoalan kantor. "Bukan soal kerjaan. Tidak ada masalah sama teman-temannya di sini," ucap dia.
Selama ini, menurut Akbar, Arifin tidak pernah memperlihatkan gelagat mencurigakan ataupun mengeluhkan masalahnya. Korban juga diketahui tidak mempunyai perselisihan dengan anggota polisi lain, baik di Polsek Manggala maupun di satuan kepolisian lainnya. "Saya tidak tahu kalau keluarga, tapi sejauh ini saya lihatnya baik-baik saja," ujarnya.
Arifin tewas meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih berstatus pelajar. Saudara ipar Arifin, Anto, mengatakan korban diketahuinya tidak memiliki masalah di lingkup keluarga. Tak pernah ada riak, terlebih almarhum dikenal sebagai sosok yang baik hati, kendati sedikit tertutup dan pendiam. "Tidak pernah cerita ada persoalan. Keluarga juga kaget tahu kejadiannya begini," ucap dia.
TRI YARI KURNIAWAN