TEMPO.CO, Kediri - Yudi Santoso, 41 tahun, kepala keluarga yang bunuh diri itu ternyata sudah menyiapkan ongkos pemakamannya dan anggota keluarganya. Sebelum melancarkan aksinya, Yudi meninggalkan surat wasiat di tempatnya melakukan bunuh diri, Desa Minggiran, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri.
Dalam surat wasiat itu, Yudi mengatakan sudah menyiapkan uang untuk membiayai pemakamannya, istri, dan anaknya. Siapa pun yang menemukan surat itu, Yudi menjelaskan, bisa mengambil uang tersebut lewat kartu debit BCA yang tersimpan di dompetnya. Dia pun menuliskan PIN kartu itu di sana. "Semua sisa barang jual saja untuk biaya pemakaman kami," kata Yudi dalam surat itu.
Menurut Nurul Talqis, kakak kandung Yudi, adiknya memang cenderung tertutup dan tak pernah menyampaikan persoalan yang dihadapi. Sikap pendiam ini sudah ada sejak Yudi kecil hingga berumah tangga. Namun, Nurul melanjutkan, seluruh keluarga sudah tahu bahwa Yudi tengah dihimpit persoalan ekonomi akhir-akhir ini.
Pagi tadi jenazah Yudi dimakamkan di tanah kelahirannya di Desa Minggiran dengan diiringi isak tangis saudara dan warga sekitar. Sedangkan jenazah istrinya, Retno, dan anaknya dikirim ke Semarang, kota asal Retno.
Sementara itu, hingga kini polisi belum bisa memastikan jenis zat yang dipergunakan Yudi dan keluarganya untuk mengakhiri hidup. Sebab di kamar berukuran 3 x 2 meter tempat mereka biasa tidur itu tak ditemukan bekas racun apa pun. Adapun dugaan gantung diri dianggap tak masuk akal mengingat posisi jenazah mereka berdampingan di atas kasur busa di lantai kamar. "Polisi membawa satu botol racun serangga merek HIT sebagai alat bukti," kata Aminur Hadi, adik kandung Yudi.
HARI TRI WASONO