TEMPO.CO, Poso - Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto mengaku, kelompok teroris pimpinan Santoso Abu Wardah masih bersembunyi di wilayah hutan Poso.
"Kami indikasikan, kelompok pimpinan Santoso masih bersembunyi di wilayah itu," katanya kepada Tempo, Minggu 5 April 2015.
Menurut Hari, kelompok sipil bersenjata di Poso tersebut saat ini terbelah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama Pimpinan Santoso Abu Wardah, beranggotakan sekitar 20-an orang dan kelompok Pimpinan Daeng Koro sekitar 15-an orang. Dua kelompok ini di indikasi berpencar setelah adanya operasi Camar yang dilakukan aparat kepolisian pada 26 Februari-26 Maret 2015 lalu, dan latihan PPRC TNI yang dimulai pada 30 Maret 2015.
"Kalau berdasarkan dari analisa intelijen, kami mengindikasikan Santoso masih berada disekitaran wilayah eks operasi camar kami kemarin," katanya. Lokasi operasi camar polisi dimaksud yakni wilayah Poso Pesisir Bersaudara, dan Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Polisi menduga kuat Santoso masih berada di wilayah hutan Poso Pesisir Bersaudara, dan Lore, kata Hari, karena akhir dari operasi camar tersebut polisi menemukan jejak-jejak kelompok Santoso cs, seperti ditemukannya bekas camp, bom, magazen, dllnya.
Sementara kelompok pimpinan Daeng Koro yang diperkirakan berjumlah belasan orang itu masih bersembunyi di wilayah hutan Kabupaten Parigi Moutong, yang sampai saat ini masih diburu oleh pihak kepolisian, kata Hari.
Hari mengatakan, pengejaran terhadap kelompok pimpinan Santoso dilakukan sepanjang tahun, dengan target penangkapan lebih cepat lebih baik. "Saya kira demikian, penangkapan terhadap Santoso lebih cepat lebih baik," katanya.
Menurut Hari, selama operasi camar dilakukan dan juga adanya latihan perang PPRC TNI di wilayah Poso, Santoso cs pasti terdesak, sehingga para kelompoknya berhamburan. Apalagi dengan tewasnya Daeng Koro, pengatur strategis gerakan mereka tersebut yakin saja mereka sudah pasti terdesak, ujarnya.
AMAR BURASE