TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengancam akan menutup enam toko di Pasar Baru Bandung karena terbukti bekerja sama dengan preman. Menurut Ridwan, preman-preman itu kerap meresahkan wisatawan asing yang datang ke Bandung.
“Preman itu mengenalkan diri sebagai pemandu wisata dan memaksa membeli di satu toko saja,” kata Emil, sapaan Ridwan, saat ditemui di Balai Kota Bandung di Jalan Wastukencana, Bandung, Senin, 6 April 2015.
Kepolisian Resor Kota Besar Bandung telah menahan 25 preman tersebut. Mereka ditangkap di kawasan Pasar Baru, Jalan Oto Iskandar Dinata, Bandung, karena dianggap meresahkan wisatawan asing.
Penangkapan itu dilakukan setelah Emil menerima laporan dari wisatawan asing melalui akun Twitter-nya. Sejumlah wisatawan asal Malaysia dan Singapura melaporkan hal tersebut kepada Emil sejak sebulan lalu. Mendengar hal tersebut, Emil langsung meminta Kepolisian menindak mereka. Diduga, pemilik toko menaikkan harga barang jualannya untuk membayar jasa para preman.
Menurut Emil, kejadian ini dapat memperburuk citra Bandung sebagai salah satu tujuan belanja di Indonesia. Sebab, kata dia, wisatawan perlu kebebasan dalam berbelanja. Bahkan seharusnya wisatawan di Bandung tak perlu ditemani seorang pemandu.
Pekan ini, kata Emil, Pemkot Bandung akan memanggil asosiasi pedagang pasar dan kelompok lainnya yang terkait dengan Pasar Baru Bandung. Pemanggilan itu dilakukan untuk mendapatkan solusi agar wisatawan dan pedagang sama-sama diuntungkan.
PERSIANA GALIH