TEMPO.CO, Kediri - Upacara bendera yang berlangsung di Sekolah Dasar Negeri 1 Semampir, Kota Kediri, Senin pagi tadi diliputi suasana haru. Seluruh siswa dan guru mendoakan Theola Nadifa, siswa kelas satu yang tewas bunuh diri bersama ayah dan ibunya.
Bertempat di halaman sekolah yang cukup luas, seluruh siswa dan pengajar khusyuk berdoa. Mereka berdoa agar Theola Nadifa atau yang biasa disapa Ola tenang di sisi Tuhan. Demikian pula dengan kedua orang tuanya diampuni segala dosa dan kesalahannya. “Semoga Ola damai bersama kedua orang tuanya,” kata Yuli Lestariningsih, wali kelas Ola, Senin, 6 April 2015.
Kematian Ola yang tragis merupakan pukulan bagi para pengajar SDN 1 Semampir. Sebab Ola dikenal sebagai siswa cerdas dengan sederet prestasi. Di antaranya, dia juara pertama lomba kesenian montase tingkat Provinsi Jawa Timur. Bahkan di bidang akademik, nilainya selalu di atas rata-rata. Beberapa mata pelajaran juga mendapat nilai seraus dalam ujian tengah semester bulan lalu.
Hal yang paling menyedihkan bagi Yuli selaku guru kelas adalah bocah cerdas itu belum sempat melihat rapor sisipan yang dibagikan akhir pekan lalu. Dalam rapor tersebut nilai Ola di seluruh mata pelajaran sangat bagus. Hal ini tentunya akan sangat membanggakan Ola dan kedua orang tuanya.
Rasa kehilangan juga disampaikan teman-temannya yang menilai Ola sebagai pribadi yang ramah dan suka bergaul. Bahkan Ola merupakan anak yang periang dan tak mudah marah ataupun sedih. “Dia sudah seperti saudara,” kata Diah, teman sekolah Ola sejak di bangku taman kanak-kanak.
Ola ditemukan tewas bersama kedua orang tuanya, Yudi Santoso dan istrinya Fajar Retno, Jumat pekan lalu. Ketiganya ditemukan terbujur kaku dengan keadaan tubuh membusuk di atas ranjang dalam kondisi berdampingan.
Diduga mereka mengakhiri hidup dengan meminum racun mematikan karena persoalan ekonomi yang mendera. Hal ini terungkap dari surat wasiat yang ditinggalkan, yang menerangkan keluh kesah mereka setelah kehilangan pekerjaan sejak dua bulan terakhir.
HARI TRI WASONO