TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Zainuri Ahmad, 20 tahun, masih dalam pencarian tim SAR sejak, Kamis, 2 April 2015. "Jumat sore kami langsung mengirim 15 orang untuk membantu pencarian. Sabtu malam personil ditambah 17 orang lagi dan minggu malam kami mengirim 7 orang yang khusus membantu di pos pengendali," juru bicara Badan SAR Daerah Istimewa Yogyakarta, Daru Supriono, kepada Tempo, Senin, 6 April 2015.
Tim SAR, kata Daru, sudah mengerahkan 39 personil SAR ke lokasi. Daru mengatakan, proses pencarian diperpanjang dari tiga kali 24 jam menjadi tujuh kali 24 jam. "Setelah tiga kali 24 jam masuk masa kritis, apalagi survivor diketahui tidak membawa perbekalan," kata dia.
Zainuri terakhir terlihat di pos empat Gunung Sindoro sebelum tertutup kabut. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) ini juga sempat mengirim pesan pendek berada di sekitar aliran sungai. Dia mendaki bersama enam rekannya.
Kepala Bagian Ketatausahaan UIN Haris Mahmudi mengatakan, pihak kampus mengirim orang ke basecamp Sindoro untuk melakukan pemantauan. Sejak hari Jumat, beberapa pejabat universitas telah mendatangi lokasi.
Juru bicara unit kegiatan mahasiswa pecinta alam, Mapalaska UIN, Muhammad Penjol Sadri, mengatakan, mahasiswa yang hilang di Gunung Sindoro bukan anggotanya. Menurut dia, kemampuan dasar mendaki gunungpun minim, terlihat dari perbekalan yang dibawa.
Mapalaska mengutus delapan anggotanya untuk membantu pencarian. Orang tua korban juga telah dikabari dan saat ini berada dilokasi. Pasca hilangnya mahasiswa asal Klaten tersebut, Mapala se-Yogyakarta membentuk sekretariat bersama di Kampus UIN.
VENANTIA MELINDA