TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali perdagangan awal pekan ini, indeks harga saham gabungan diprediksi menguat dengan pergerakan support di kisaran 5.435 dan resisten di 5.490. Potensi ini didukung peluang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sejak pekan lalu.
"Namun penguatan akan menghadapi risiko meningkatnya tekanan inflasi menyusul kenaikan kembali harga BBM pada 28 Maret lalu," ujar Analis First Asia Capital melalui siaran persnya, Senin, 6 April 2015.
Analis Indosurya Securities William Surya Widjaya optimistis IHSG bakal menguat karena masih membanjirnya capital inflow hingga penutupan perdagangan menjelang libur Paskah pekan lalu. Rilis data ekonomi (CADEV) yang diperkirakan masih stabil juga akan memperkuat besarnya capital inflow.
Pada pekan lalu IHSG terkoreksi di angka 5456,399. Perdagangan sebelum libur Paskah relatif sepi sehingga didominasi aksi ambil untung. Nilai transaksi di pasar reguler pun hanya mencapai Rp 4,4 triliun di bawah rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 5,3 triliun.
Saham yang dilanda aksi ambil untung pada akhir pekan lalu antara lain otomotif, perbankan, jasa konstruksi, manufaktur, dan perkebunan.
First Asia Capital mempertimbangkan saham pilihan pada perdagangan hari ini adalah:
PTBA 10750-11100 TB, SL 10600
ITMG 16700-17400 Buy, SL 16600
ASRI 595-650 Buy, SL 585
SMRA 1780-1860 TB, SL 1740
INTP 22050-22800 Buy, SL 21700
PGAS 4775-4900 Buy, SL 4750
BJBR 1000-1050 Buy, SL 980
GJTL 1265-1330 Buy, SL 1250
AKRA 5400-5600 TB, SL 5300
ADRO 965-1000 TB, SL 940
ROBBY IRFANY