TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis menilai program swasembada kedelai yang dimotori oleh Kementerian Pertanian tidak berhasil mencapai target pertumbuhan sebesar 20,05 persen per tahun. Target swasembada kedelai pada 2014 sebanyak 2,70 ton meleset.
Dalam laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2014, Harry menyebutkan bahwa penetapan target swasembada dibuat tanpa fakta. Walhasil, pengeluaran negara untuk program swasembada kedelai di 2010-2014 senilai Rp 1,42 triliun menjadi sia-sia.
"Pemerintah belum optimal mengurangi ketergantungan impor kedelai," kata Harry di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 7 April 2015.
Tak hanya soal swasembada kedelai, program penanggulangan kemiskinan, khususnya penyaluran subsidi beras untuk rakyat miskin tidak berjalan efektif. Dari total alokasi anggaran untuk 2014 sebesar Rp 18,16 triliun yang terealisasi mencapai Rp 17,19 triliun.
Menurut BPK, kata Harry, penerima program raskin tidak tepat sasaran. Kualitas beras yang diterima juga tidak baik. "Beras berwarna hitam, berkutu, banyak bubuk, dan bau apek," katanya.
ADITYA BUDIMAN