TEMPO.CO , Subang: Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, K.H Hasyim Muzadi, menengarai gerakan Islamic State Iraq and el-Sham (ISIS) adalah gerakan kontra intelijen buatan Yahudi. "Saya curiga, jangan-jangan ini permaianan terselubung kontraintelijen dengan menggunakan jaringan islam," kata mantan Ketua Umum PBNU itu dihadapan ribuan jamaah Kemedag Bersalawat di Subang, Rabu, 8 April 2015.
Hasyim menegaskan, jika ISIS ingin menegakkan syariat islam dengan benar, semestinya yang menjadi musuh utama mereka adalah Yahudi. Akan tetapi, Hasyim mengatakan ISIS malah membiarkan Yahudi, sedangkan umat Islam di Yaman dan Suriah dibantai.
Dalam prakteknya, gerakan ISIS juga mengkafirkan sesama pemeluk islam. "ISIS merasa dialah yang paling benar, sementara yang lain salah," ujar Hasyim yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur itu.
Hasyim meminta umat Islam sadar dan membuka mata lebar-lebar terhadap gerakan ISIS yang telah memecah belah umat Islam. Hasyim berharap umat Islam di Indonesia, tidak terprovokasi dan mengikuti ajaran radikal yang diajarkan ISIS tersebut.
Ketua Pengurus Cabang NU Subang, K.H Musfiq Amrullah, menyatakan sepakat soal penilaian ISIS sebagai gerakan kontraintelijen seperti yang disampaikan Hasyim. "Tidak mustahil itu terjadi," ujar Musfiq.
Sebab, sudah ada contoh konkret sebelumnya yakni gerakan Al-Qaedah. "Sekarang baru terbongkar bahwa Al-Qaedah itu buatan mereka (Yahudi)."
Di Subang, buat menangkal gerakan Islam radikal dan ISIS telah dibentuk Foruk Komunikasi Ulama-Umara (FKU2). "Kami akan bergerak cepat buat mengantisipasi gerakan islam radikal dan ISIS," kata Ketua FKU2, Ojang Sohandi.
NANANG SUTISNA