TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resort Lamongan, Jawa Timur, tengah mengidentifikasi satu keluarga yang diduga pergi ke Suriah. Keluarga pasangan Amin dan Priyati beserta satu menantu, dua anak, dan satu cucu itu dikabarkan telah berangkat sekitar 10 bulan silam.
Menurut Kepala Kepolisian Resort Lamongan Ajun Komisaris Besar Polisi Trisno Rahmadi, pihaknya tengah menerjunkan tim ke Paciran untuk mengetahui identitas keluarga ini, berikut kepergian, serta tujuannya. “Kami pastikan dahulu,” ujarnya pada Tempo, Kamis, 9 April 2015.
Trisno mengatakan pihaknya telah memetakan sejumlah titik di Lamongan. Polisi bersifat lebih mengantisipasi, kemudian pelan-pelan bergerak untuk kemudian mengambil sikap, seperti kabar tentang kepergian satu keluarga di Paciran yang berangkat ke Suriah.
Prinsipnya adalah, ujar Trisno, boleh saja pergi ke luar negeri. Jika tujuannya baik, maka tentu saja tidak ada larangan. Namun jika kemudian di Lamongan tiba-tiba saja ada warga yang mengikrarkan diri dan mengibarkan bendera Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS), tentu saja akan ditindak tegas. “Saya tidak main-main ini,” ujarnya.
Kapolres Trisno juga tengah mendalami soal apakah keluarga Amin dan istrinya Priyati memiliki hubungan dengan Ahsanul Huda, warga Kelurahan Belimbing yang juga terduga anggota ISIS yang sudah berangkat ke Suriah lewat Turki pada pertengahan bulan puasa 2014 lalu. Keberadaan Huda sendiri masih simpang siur. Ada yang menyebut sudah meninggal, tetapi ada juga yang menyebut masih hidup.
Satu keluarga yang berangggotakan tujuh orang asal Kelurahan Belimbing, Kecamatan Paciran, dikabarkan telah berangkat ke Suriah. Diduga mereka berangkat ke Suriah lewat Turki pada pertengahan bulan puasa 2014 silam.
Mereka adalah Priyati dan suaminya Amin, berikut empat anak dan menantunya serta satu cucunya. Kemungkinan satu keluarga ini berangkat ke Suriah hampir bersamaan dengan keberangkatan Ahsanul Huda, terduga anggota ISIS yang juga berangkat pada pertengahan puasa 2014 lalu.
Huda adalah suami dari Ririn, yang bersama dengan adik iparnya serta delapan anak dan keponakannya dideportasi oleh pemerintah Turki kembali ke Indonesia pada Kamis, 2 April lalu.
Soal keberangkatan keluarga Priyati dibenarkan oleh Haji Sumilan, salah satu ketua rukun tetangga di Kelurahan Paciran, Lamongan. Menurut Sumilan, keberangkatan mereka telah dilkukan sekitar pertengahan bulan puasa 2014. “Ya, mereka berangkat, tetapi tidak melapor,” ujar Sumilan kepada Tempo, Kamis, 9 April 2015.
Sumilan mengatakan kepergian mereka cenderung diam-diam dan tidak ada bukti laporan sama sekali. Keluarga ini meninggalkan rumah dan juga harta bendanya. Hal itu baru diketahui setelah beberapa bulan lamanya tidak pulang ke Belimbing, Lamongan. Selain itu, beberapa harta bendanya, yaitu satu dari dua rumahnya, dijual kepada orang lain. “Jadi, karena rumahnya dijual itu, jadi ketahuan,” ujarnya.
SUJATMIKO