TEMPO.CO, Lombok - Presiden Joko Widodo mengaku tak mengetahui ada kader PDI Perjuangan yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Bali. Ia malah balik bertanya ketika wartawan meminta tanggapannya. "Kenapa ditangkap?" kata Jokowi di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 10 April 2015.
Ketika dijelaskan tangkap tangan terhadap kader PDI Perjuangan itu diduga terkait gratifikasi, Jokowi seolah tak mau pusing. "Oh, saya urusin turis saja," ujarnya.
Jokowi berada di Mandalika untuk meninjau pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Resort. Kawasan ini akan dijadikan zona turisme terpadu seperti di Nusa Dua, Bali.
Kamis malam, 9 April 2015, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap kader PDIP yang juga anggota Komisi Pertanian dan Perikanan DPR bernama Adriansyah. Politikus PDIP ini baru pertama kali terpilih sebagai anggota Dewan pada periode ini, 2014-2019, dari Dapil Kalimantan Selatan II.
Adriansyah juga pernah menjabat sebagai Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan, selama dua periode, yaitu 2003-2008 dan 2008-2013. Di tengah masanya menjabat sebagai bupati, pada 2006 mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pernah memberi izin pada Kepolisian untuk menyidik Adriansyah karena diduga menerima gratifikasi untuk izin pertambangan.
Adriansyah ditangkap bersama dengan seseorang yang diduga anggota polisi saat sedang bertransaksi suap sebesar US$ 40.000 di Swiss-Belhotel, Sanur, Bali. Penyuapan ini diduga ada kaitannya dengan kasus yang sedang ditangani Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
TIKA PRIMANDARI