TEMPO.CO, Mojokerto - Dewan Pendidikan Kota Mojokerto, Jawa Timur, menerima pengaduan tentang adanya guru di suatu sekolah menengah atas di Mojokerto yang menawari siswanya membeli kunci jawaban ujian nasional. Hal ini mengingatkan masyarakat pada kejadian 2013 ketika ada siswa yang mengaku beriuran Rp 60 ribu per orang untuk menebus harga kunci jawaban seharga Rp 15 juta.
Bedanya, kali ini siswa ditawari harga Rp 150-200 ribu. "Dilakukan di sekolah," kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Mojokerto Sulistyo, Jumat, 10 April 2015. Dia menambahkan, pengaduan ini disampaikan wali murid. "Saya tidak tahu apakah itu harga per paket atau bagaimana," kata Sulistyo.
Baca Juga:
Sulistyo enggan menyebutkan sekolah tempat mengajar guru yang nekat menawari siswanya berbuat curang itu. Dia mengatakan Dewan Pendidikan tidak bisa berbuat banyak untuk menyikapi laporan yang disampaikan secara lisan tersebut. "Kami tidak punya bukti apa-apa, hanya ada aduan lisan," katanya.
Sulistyo tak membantah kabar bahwa di mana-mana terjadi kebocoran soal yang berujung jual-beli kunci jawaban UN, termasuk di Kota dan Kabupaten Mojokerto. Bahkan, dia menyebutkan, satu guru di Kabupaten Lamongan menjadi tersangka kasus itu pada 2014. "Bukan rahasia lagi, terjadi di mana-mana," ujarnya.
Dia mengatakan bingung memikirkan bagaimana bisa ada penawaran kunci jawaban sementara naskah soal UN belum sampai ke Mojokerto. Rencananya, soal UN SMA/SMK/MA baru dikirim ke Markas Kepolisian Resor Mojokerto dan Kepolisian Resor Kota Mojokerto dari Surabaya pada Sabtu, 11 April 2015. "Saya heran. Bisa saja ada oknum yang memanfaatkan dan melakukan penipuan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Hariyanto mengatakan, jika informasi pengaduan tersebut benar, pihaknya akan menyerahkan laporan itu ke aparat kepolisian untuk diusut. Ia menyinggung ihwal kasus guru di Lamongan yang ditetapkan sebagai tersangka. "Guru yang seperti itu guru yang tidak bermoral karena tega menjerumuskan siswanya sendiri," katanya.
Jumlah siswa peserta UN setingkat SMA di Kota Mojokerto pada 13-15 April 2015 yakni SMA 1.570 orang dan SMK 1.928 orang. Di Kota Mojokerto tidak ada SMA/SMK yang melaksanakan UN secara online atau tes berbasis komputer (computer based test).
ISHOMUDDIN