TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengalami tekanan selama sepekan terakhir, dolar Amerika Serikat kembali menunjukkan tajinya di depan mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional ikut menyeret kurs rupiah. Pada transaksi pasar uang hingga sore ini, rupiah telah melemah 27 poin (0,21 persen) ke level 12.932 per dolar. Rupiah sempat menyentuh level tertinggi pada kisaran 12.890 per dolar pada pagi hari sebelum berbalik melemah pada sore hari.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Faisal, mengatakan penguatan dolar kembali membebani kurs rupiah. Rilis data klaim pengangguran di Amerika yang lebih baik dari ekspektasi membuat daya tarik dolar semakin kuat. Selain itu, pelemahan kurs dolar yang telah berlangsung selama sepekan terakhir membuat pasar tergiur untuk membeli dolar. "Investor memilih untuk memborong dolar dan melepas rupiah."
Jumlah penduduk AS yang mengajukan klaim pengangguran pada awal April sebanyak 280 ribu orang, atau lebih rendah dari perkiraan para analis sebanyak 283 ribu. Hal ini kembali memunculkan spekulasi bahwa bank sentral Amerika (The Fed) tidak akan menunda terlalu lama untuk menaikkan suku bunga.
Menurut Faisal, masih ada kemungkinan suku bunga AS dinaikkan lebih cepat atau pada kuartal kedua ini asalkan data-data ekonomi dan pasar tenaga kerja tumbuh. Perubahan arah sentimen pasar ini berpotensi membuat dolar kembali mendapatkan predikat sebagai lindung nilai paling aman di dunia (safe haven). "Ketika dolar menguat, volatilitas rupiah akan lebih tajam dari biasanya," ujarnya.
Faisal melanjutkan, peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan seluruh transaksi korporasi di dalam negeri menggunakan mata uang rupiah tidak mampu menyelamatkan rupiah. Kebijakan itu hanya mengurangi sedikit permintaan dan efeknya baru bisa untuk jangka panjang. Untuk saat ini, fluktuasi rupiah lebih dipengaruhi faktor eksternal.
Mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar AS. Hingga pukul 15.00 WIB, peso Filipina melemah 0,2 persen, won Korea melemah 0,01 persen, ringgit anjlok 1,04 persen, rupee India melemah 0,18 persen, dan dolar Singapura melemah 0,24 persen.
PDAT | M. AZHAR