TEMPO.CO, Cina - Kenaikan harga saham di Cina membuat 41 orang menjadi superkaya. Tak tanggung-tanggung, kekayaan mereka melebihi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12,9 triliun.
Menurut South China Morning Post, Jumat, 10 April 2015, yang mengutip dari majalah Forbes, orang-orang superkaya itu bekerja pada berbagai industri. Seperti, industri manufaktur, keuangan, energi, dan sektor retail.
Peringkat pertama orang kaya karena saham melonjak itu adalah Zhou Qunfei, 45 tahun, pendiri Lens Technology. Dia menjadi orang terkaya di Cina setelah perusahaannya memasok layar sentuh ke perusahaan Apple dan Samsung. Dia memulai debutnya di pasar saham pada 18 Maret lalu.
Dari pasar itu, Qunfei memegang 90 persen lembar saham. Akibatnya, kekayaan pribadinya melonjak menjadi US$ 10,9 miliar atau sekitar Rp 140 triliun. Harga saham perusahaan itu selalu tinggi selama 16 hari dan ditutup pada angka 113.87 yuan atau Rp 236 ribu per lembar saham.
Chen Chichang, 44 tahun, dan Lin Xiaoya, 42 tahun, juga menikmati manisnya kenaikan harga saham. Kekayaan pasangan ini sekitar US$ 1,4 miliar atau Rp 18 triliun. Kekayaan itu didapat dari perusahaan yang didirikan pasangan ini, yaitu Guangdong Educatio. Harga saham perusahaan pendidikan online ini mencapai 252,4 yuan atau sekitar Rp 523 ribu.
Yao Wenchen, pemimpin Shanghai Yaoji Playing Card, juga menjadi orang superkaya sejak 7 April lalu. Kekayaan Wenchen menjadi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12,9 triliun ketika harga sahamnya ditutup menjadi 25,65 yuan atau Rp 53 ribu.
Dengan meningkatnya kekayaan orang-orang itu, Cina mencatat rekor baru. Yaitu 213 orang kaya pada daftar orang kaya di dunia yang ada dalam majalah Forbes.
SCMP | HUSSEIN ABRI YUSUF