TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membandingkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Abraham Samad dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva dalam pidatonya di depan alumnus Universitas Hassanudin (Unhas). Menurut dia, keduanya merupakan alumnus Unhas yang berhasil menduduki jabatan strategis di pemerintahan.
"Namun ketika keduanya mengakhiri jabatannya, yang satu bisa tetap dengan mempertahankan kehormatannya, sedangkan satunya lagi tidak," kata Kalla, di Istana Wapres dalam sambutannya di depan alumnus Unhas, Jumat, 10 April 2015. "Satu lagi kurang lolos dalam masalahnya di KPK."
Maksud Kalla, pejabat yang turun dengan tetap mempertahankan kehormatannya mengacu kepada Hamdan Zoelva. Musababnya, kata dia, jelang jabatannya habis pada awal tahun ini, Hamdan enggan mencalonkan diri kembali sebagai hakim konstitusi.
Sedangkan Samad, ujar Kalla, justru malah tersangkut kasus dan dinonaktifkan sebagai pimpinan komisi antirasuah. Kalla menyarankan kepada alumnus Unhas yang berkarier di pemerintahan agar mengedapankan etika dan moral.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Alumni Unhas Abdul Razaq Wawo menyayangkan kepemimpipinan Kalla saat ini. Menurut dia, kepemimpinan Kalla berbeda, tidak seperti saat mendampingi Susilo Bambang Yudhyono pada periode pertama.
"Saat itu Kalla lebih dominan dengan jargon lebih cepat lebih baik," ujarnya. Menanggapi hal itu, Kalla hanya menjawab, "Di situ tugas Wapres. Bahwa tidak perlu kelihatan, kan, tergantung keadaan saja."
REZA ADITYA