TEMPO.CO, Surabaya - Persebaya FC mengambil kebijakan untuk meliburkan pemainnya sementara waktu agar mereka tidak stres akibat pemberhentian sementara kompetisi sepak bola Qatar Nasional League 2015 (QNB League). Mereka akan kembali berlatih pada Rabu, 15 April 2015.
"Akibat kompetisi libur sementara, kami pontang panting ngatur jadwal latihan," ujar Manajer Persebaya Surabaya Sulaeman Harry Ruswanto ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 11 April 2015.
Gendhar, biasa Harry disapa, menambahkan keputusan manajeman dan tim pelatih meliburkan pemain bertujuan agar mereka tidak stres karena kompetisi diberhentikan sementara. "Paling tidak pemain tidak stres seperti akibat larangan bermain BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) gara-gara tidak mendapatkan rekomendasi," ujarnya.
Ia mengungkapkan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi QNB League tidak memberikan alasan yang pasti terkait penghentian sementara liga. "Tidak diberitahu. Hanya Persija tidak diberi izin untuk menggelar pertandingan karena alasan Konferensi Asia Afrika. Kami dapat kabar kompetisi dihentikan sementara itu tiba-tiba," kata dia.
Pihak manajemen Persebaya sampai saat ini belum mengetahui sampai kapan kompetisi diliburkan. Menurut Gendhar, hingga saat ini belum ada surat resmi dari PT Liga Indonesia terkait hal itu.
PSSI memutuskan menghentikan QNB League mulai 12 April 2015 hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan itu diambil setelah BOPI mengancam akan membekukan PSSI jika organisasi itu tetap menggelar liga dengan mengikutkan dua klub yang belum mendapatkan rekomendasi dari BOPI, yaitu Persebaya dan Arema Cronus.
Kisruh liga ini berawal dari hasil verifikasi klub peserta kompetisi yang dilakukan BOPI. Dari 18 klub peserta liga sesuai keputusan PSSI, hanya 16 klub yang menurut BOPI memenuhi syarat.
Djohar mengatakan keputusan menghentikan sementara putaran QNB League 2015 merupakan jalan tengah untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. Menurut dia, langkah itu diambil agar PSSI tidak melanggar peraturan federasi sepak bola dunia (FIFA) dan BOPI.
EDWIN FAJERIAL