TEMPO.CO, Singapura - Pasangan Jepang unggulan ketiga, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa tidak menduga pasangan Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi akan memberikan perlawanan gigih di semifinal Singapura Terbuka 2015. Ganda terbaik Jepang yang kini menempati peringkat enam dunia itu harus takluk setelah bemain ketat selama tiga game, 1-17, 20-22, dan 21-17.
"Angga/Ricky mempunyai pukulan ketiga yang bagus dibandingkan kami. Hal tersebut cukup menyulitkan kami di lapangan," ujar Hayakawa menggomentari penampilan pasangan Indonesia itu usai pertandingan, seperti dikutip badmintonindonesia.org, Sabtu, 12 April 2015.
Angga/Ricky mampu meladeni permainan yang dipergakan Endo/Hayakawa baik smes maupun pukulan menyilang. Mereka bahkan berhasil membuat pasangan Jepang itu jatuh bangun sejak game pertama. "Di game pertama sudah ketat, kami menang angin dan akhirnya bisa menang," ujar Angga.
Di game kedua, Angga/Ricky lebih sering memimpin dalam perolehan angka. Namun sayangnya ketika sudah unggul 17-14, mereka bermain terburu-buru sehingga kondisi itulah yang dimanfaatkan lawannya untuk membalikkan keadaan dan akhirnya menang 22-20. "Di game kedua, kami menang di awal, kami leading, tetapi di poin-poin akhir jadi terburu-buru pengin matiin bola malah mati sendiri," ujar Angga.
Di game penentuan, pertandingan kembali belangsung ketat. Terjadi jual beli serangan kedua pasangan. "Di game ketiga, poin ketat sampai angka 18. Kami main satu poin demi satu poin, kami main sabar dan fokus,” ujar Angga. “Kami awalnya ingin terus menyerang, tapi kemudian mencoba satu-satu dulu, begitu bola enak baru nyerang.”
BADMINTON INDONESIA | RINA W