Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agrowisata Maju, Petani dan Lahan di Batu Malah Menyusut

image-gnews
Pekerja menangkat buah naga untuk dikirim ke Jakarta di Desa Giripurno, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu 21 Januari 2015. Buah naga biasa disajikan saat tahun Baru Imlek. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pekerja menangkat buah naga untuk dikirim ke Jakarta di Desa Giripurno, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu 21 Januari 2015. Buah naga biasa disajikan saat tahun Baru Imlek. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Batu - Jumlah petani di Kota Batu terus menyusut setiap tahun. Data sensus pertanian 2003 jumlah petani di Batu masih sebanyak 19.326 rumah tangga, sedangkan pada 2013 turun menjadi 17.358 rumah tangga.

"Jumlah petani semakin menyusut, lahan pertanian juga terus berkurang," kata Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Pramono, Ahad, 12 April 2015.

Bukan cuma petaninya, luas lahan pertanian juga menciut 11, 5 persen. Pada 2003 luas lahan pertanian mencapai 2.681 hektare, sepuluh tahun kemudian menyusut dan tersisa 2.373 hektare. "Lahan pertanian berubah fungsi menjadi kawasan permukiman, hotel restoran dan sektor bisnis lainnya."

Sugeng mengatakan, untuk tetap menjaga pekerjaan di sektor pertanian, Dinas Pertanian menggalakkan pertanian organik yang ramah lingkungan. Selain itu, keuntungan pertanian organik berlipat sehingga diharapkan menarik minat petani terus bertani.

Terkait program itu, lahan pertanian di Desa Pendem dan Dadaprejo Kecamatan Junrejo tetap dipertahankan dengan tanaman organik. Di Desa Penden disiapkan lahan seluas empat hektare untuk percontohan pertanian organik. Sayang jumlah petani penggarap juga menyusut di desa ini sehingga warga setempat dilatih agar tertarik bertani.

Kepala Desa Pendem Kota Batu, Tri Wahyuwono Efendi, mengatakan, jumlah petani usia produktif terus menyusut. Rata-rata para pemuda selepas tamat Sekolah Menengah Atas memilih bekerja di sektor jasa pariwisata seperti hotel, restoran dan industri agrowisata lainnya yang digalakkan pemerintah kota setempat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka meninggalkan pekerjaan utama warga setempat sebagai petani. "Mereka memilih pekerjaan yang bersih tak berkutat dengan lumpur," katanya.

Jika jumlah petani dan luas lahan pertanian menyusut dikhawatirkan akan mengancam produksi beras di Kota Batu. Sedangkan kebutuhan beras bakal terus meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk.

Untuk itu, dibutuhkan pelatihan atau sekolah pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan para petani. Apalagi sektor pariwisata terus berkembang pesat sehingga mengancam sektor pertanian.

EKO WIDIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

23 jam lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

4 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

14 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

25 hari lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.


Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

31 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN Hadi Tjahjanto (keenam kiri) berdialog dengan warga saat menyerahkan sertifikat tanah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 12 Oktober 2023. Sebanyak 405 sertifikat tanah dibagikan kepada warga secara gratis pada proses redistribusi tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PT Maloya yang telah ditetapkan menjadi Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto menyerahkan 205 sertifikat tanah hasil program Konsolidasi Tanah Non Pertanian.


Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

32 hari lalu

Pemandangan sawah daerah Rorotan di tengah ibu kota, Jakarta, Rabu, 1 November 2023.  Lahan tersebut merupakan lahan beberapa perusahaan salah satunya yaitu PT. NUSA Kirana. RE dan beberapa lahan milik warga setempat. TEMPO/Magang/Joseph.
Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.


Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

49 hari lalu

Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

10 tahun memimpin Kabupaten Tapanuli Utara, Nikson Nababan, fokus membangun infrastruktur, pertanian, pendidikan dan kesehatan. Perekonomian tumbuh positif meski di masa pandemi Covid-19.


BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

56 hari lalu

BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

BRI bersama Yayasan Bakau Manfaat Universal meluncurkan program BRI Menanam Grow & Green.


Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

57 hari lalu

Petani menanam bibit singkong di areal lumbung pangan nasional 'food estate' di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Anggaran tersebut untuk mendukung program pengembangan
Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

Mahfud Md menyebut food estate adalah proyek gagal. Di mana saja lokasi proyek tersebut dan apa saja faktor kegagalannya?


Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

57 hari lalu

Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat Cawapres ke empat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ingin melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian dengan smart farming. Bagaimana strateginya?