TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengunjungi SMA Negeri 1 Bandung untuk melihat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) hari pertama. "Lihat saya masih bisa senyum, enggak begitu stres-lah," kata Deddy di Bandung, Senin, 13 April 2015.
Deddy berharap siswa peserta UN tidak stres dan mengerjakan ujian dengan jujur. "Ini satu tahapan yang harus dilalui. Kalau dibikin stres juga susah. Tapi yang penting kejujuran. Kalau orang jujur segala sesuatunya jadi lebih ringan," kata Deddy.
Deddy mengklaim hingga saat ini belum ada laporan kendala dan gangguan dalam pelaksanaan Ujian Nasional.
Selain masih memakai ujian konvensional dengan kertas, sejumlah SMA di Jawa Barat menyelenggarakan ujian berbasis komputer. SMA Negeri 1 salah satu yang masih menggelar UN konvensional.
"Saya lihat sebagian besar oke. Di sini masih lihat saya masih senyum. Atau mungkin masih Bahasa Indonesia, ya? Kalau sudah Kimia repot juga."
Deddy berharap pelaksanaan UN berbasis komputer juga berjalan tanpa kendala. Polisi pun mengirim tim Cyber Crime di Jawa Barat.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung Cucu Saputra mengatakan di sekolahnya ada siswa dua sekolah lain yang mengikuti pelaksanaan UN. Sebab, jumlah siswa sekolah lain itu tidak mencukupi untuk menggelar ujian mandiri.
Di sekolah itu ada 406 peserta UN. Siswa SMA Negeri 1 berjumlah 388 orang, SMA Kristen Dago dua orang, serta SMA Miftahul Khoiri 16 orang. Siswa beda sekolah itu masing-masing ditempatkan dalam satu ruangan tersendiri. "Sengaja dipisahkan karena secara psikologis harus dilindungi," kata dia.
Siswa SMAK Dago sudah lima tahun terakhir ini mengikuti UN di SMA Negeri 1. "Tahun kemarin hanya empat orang," kata Cucu.
AHMAD FIKRI