TEMPO.CO, Malang - Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah peserta ujian nasional sekolah menengah atas dan sederajat secara online terbanyak di Indonesia. Total secara nasional, 584 sekolah mengikuti ujian berbasis komputer atau computer-based test. Sekitar 150 sekolah di antaranya berasal dari Jawa Timur.
"Ada banyak pengajuan. Tapi, setelah diverifikasi, tak tersedia komputer dan jaringan Internet yang memadai," kata Kepala Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Sumarno saat memantau pelaksanaan UN di Malang, Senin, 13 April 2015.
Menurut Sumarno, sekolah di Jawa Timur antusias mengikuti ujian berbasis komputer tersebut. Sekolah yang menyelenggarakan ujian berbasis komputer di Jawa Timur tersebar di Surabaya, Malang, Madiun, Lamongan, Kediri, Tuban, Jombang, Bojonegoro, Pasuruan, Banyuwangi, Situbondo, dan Bangkalan.
Sekolah di Jawa Timur, ucap Sumarno, memiliki jaringan Internet memadai, daya listrik stabil, dan tenaga teknis. Serta satu komputer paling banyak dipakai tiga siswa.
Dia optimistis ke depannya semakin banyak sekolah yang mengikuti ujian berbasis komputer jika sosialisasinya cukup. Beda dengan UN tahun ini yang waktu sosialisasi tergolong mepet menjelang ujian.
Ujian berbasis komputer, tutur dia, dilangsungkan untuk memangkas biaya UN. Berkat ujian dengan cara itu, negara bisa menghemat anggaran cetak naskah ujian, biaya pengiriman, dan pengamanan soal ujian. "Dalam jangka panjang, akan menghemat anggaran dan mencegah kecurangan," katanya.
Kementerian bakal mengalokasikan anggaran pengadaan komputer untuk UN. Anggaran dimasukkan dalam dana alokasi khusus ke setiap kota dan kabupaten. Anggaran tersebut masih dalam pengajuan, rencananya dialokasikan tahun depan.
Total peserta ujian nasional di Malang sebanyak 6.681 siswa SMA dan 9.385 siswa SMK. Sebanyak 6.000 di antaranya dari 28 sekolah yang menyelenggarakan ujian online. Naskah soal ujian disiapkan sebanyak 16.066 lembar untuk peserta ujian seluruh Indonesia.
EKO WIDIANTO