TEMPO.CO, Bengkulu - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu Komisaris Besar Djoko Marjatno menengarai, Bengkulu termasuk penghasil dan pemasok ganja terbesar setelah Aceh. Hal ini setelah ditemukannya banyak ladang ganja di daerah tersebut, beberapa tahun belakangan.
Terakhir ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong seluas setengah hektare, dan tidak menutup kemungkinan masih ada ladang lainnya. ”Kabupaten Rejang Lebong jadi sorotan utama karena beberapa kali ditemukan di wilayah tersebut sehingga beberapa lokasi dicurigai juga jadi lokasi penanaman ganja,” ujar Djoko saat ditemui, Selasa, 14 April 2015.
Namun, Djoko mengatakan belum bisa menyebutkan daerah lain selain Rejang Lebong yang ditengarai ladang ganja baru. Ia hanya mengatakan, adanya informasi tersebut membuat BNN pusat akan turun langsung ke Provinsi Bengkulu untuk meninjau kawasan yang diduga menjadi lokasi penanaman ganja. ”Kami masih terus menelusuri beberapa lokasi lain yang diduga menjadi lokasi penanaman ganja,” ujar dia.
Meski kualitas ganja asal Bengkulu ini masih kalah dengan Aceh, menurut Djoko, peminat barang haram narkotika golongan I itu tetap saja banyak. Selain kualitas, perbedaan ganja Bengkulu dan Aceh terletak pada jumlah jari dalam helai daun. Jika ganja asal Aceh daunnya sembilan helai, di Bengkulu daun ganjanya itu hanya lima helai. Karena itu, BNN dan pemerintah daerah Rejang Lebong terus berkoordinasi dengan para penegak hukum untuk memutus mata rantai peredaran tumbuhan terlarang tersebut.
Sementara itu, Komandan Resort Militer 041/GAMAS Bengkulu Kolonel Infanteri Fajar Budiman menyatakan berkomitmen mendukung kepolisian dan pemerintah daerah dalam pemberantasan narkotika. ”TNI bertindak tegas dan selalu siap mendukung kinerja polisi dan pemerintah daerah,” ujarnya.
PHESI ESTER JULIKAWATI