TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 68 siswa dari semua sekolah penyelenggara Ujian Nasional di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta absen di hari pertama. Siswa yang absen adalah peserta UN manual. Data ini tercatat dari berkas lembar jawaban siswa yang masuk ke tim pemindaian hasil UN pada Senin kemarin.
"Dari semua SMK sudah masuk pada Senin siang, sedangkan yang SMA masuk semua di Senin sore," kata Koordinator Pengawas dan Pemindaian Hasil UN DIY dari Perguruan Tinggi, Sukirjo, di kantornya pada Selasa, 14 April 2015.
Sukirjo mencatat seluruh Sekolah Menengah Kejuruan penyelenggara UN manual atau kertas di DIY mengirim 16.061 berkas lembar jawaban pelajaran Bahasa Indonesia yang diujikan pada hari pertama. Dengan jumlah ini, katanya, ada 38 siswa SMK yang tidak mengerjakan ujian.
Sedangkan semua Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah pelaksana UN kertas di DIY mengirim lembar jawaban dua pelajaran yang diujikan di hari pertama, masing-masing sebanyak 20.007 lembar. Sukirjo mengatakan jumlah ini menandakan ada 30 siswa SMA dan MA dari seluruh DIY yang tidak mengikuti UN di hari pertama. "Kalau lembar jawaban dari peserta UN online, siswa difabel, dan ujian paket C tidak dikirim ke kami," kata dia.
Menurut Sukirjo, semua berkas lembar jawaban tersebut telah selesai dipindai di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta pada Selasa pagi. Dokumentasi hasil UN DIY dilakukan oleh 21 orang dan menggunakan 12 mesin pemindai yang berpusat di auditorium kampus UNY. Tim tersebut gabungan para pengajar dari UNY dan UGM yang bekerja selama tiga hari pelaksanaan UN.
Sukirjo mengaku tidak menemukan ada masalah saat proses pemindaian. Kualitas kertas soal sudah setebal lebih dari 100 gram dan semua hasil jawaban siswa bisa terekam mesin pemindai. Dia mengklaim tidak ada lembar jawaban yang harus didokumentasi secara manual.
Hasil pemindaian ini akan disimpan sampai pekan depan. Tim pemindai masih menunggu kelengkapan hasil UN para siswa yang mengikuti ujian susulan pada 21-23 April 2015. "Tenggat terakhir pengiriman hasil pemindaian ke Kemendikbud pada 26 April 2015," kata Sukirjo.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM