TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah dokumen yang berisi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan MG Rover, perusahaan produsen mobil asal Inggris, bocor ke publik. Dokumen ini menyetujui MG Rover memasok mobil jenis Metro—yang kemudian dikenal dengan Rancang Maleo di Indonesia—ke PT Bahana Pakarya Industri Strategis/BPIS (induk BUMN sektor industri strategis) sebanyak 2 juta unit selama 20 tahun.
Namun kemudian kesepakatan yang diteken pada 1993 tersebut terbengkalai. Maleo tidak berhasil menjadi mobil nasional. Sebab, dana untuk mendatangkan mobil ini teralihkan untuk proyek Mobnas Timor, perusahaan milik Hutomo Mandala Putera alias Tommy Soeharto.
Sebagaimana dilansir Birmingham Mail, dokumen memuat amar kesepakatan yakni sebagai proyek percontohan agar Indonesia memiliki mobil nasional sendiri. Kesepakatan proyek juga bertujuan menyukseskan kampanye Soeharto pada Pemilihan Umum 1998.
Dokumen menyepakati perencanaan proyek dimulai pada Januari 1994, dan “produksi” massal dimulai pada pertengahan 1997. Rancangan ini, menurut pakar otomotif Inggris Leon Ruddick, adalah best blueprints in mid 90s yang pernah dibuat MG Rover sejak 18 tahun berdiri.
Selain itu, dokumen tersebut berisi rencana kerja sama pembuatan rancang bangun Maleo. Padahal, selama bertahun-tahun, pemerintah mengklaim proyek ini diinisiasi Menteri Riset dan Teknologi waktu itu, B.J.Habibie, melalui IPTN.
Gagalnya kesepakatan ini berujung pada bangkrutnya MG Rover pada 1998. Lalu perusahaan ini dibeli BMW dua tahun berikutnya, kemudian dijual kembali ke Shanghai Automotive Industry Corporation pada tahun 2005.
"Seandainya kesepakatan terealisasi dan Soeharto tidak jatuh, uang akan mengalir ke kas MG Rover dan perusahaan bisa bertahan," ujar seorang mantan pejabat GM Rover, seperti dilansir Birmingham Mail pada Senin, 13 April 2015.
Adapun PT BPIS juga dibubarkan pemerintah pada 23 September 2002. Perusahaan ini sebelumnya menjadi induk bagi perusahaan pelat merah besar, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Pindad, ataupun PT Inka.
Belakangan ini, isu mobil nasional heboh lantaran Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan kerja sama PT Adiperkasa Cipta Lestari (PT ACL) dengan Proton Holdings Berhad. Namun pemilik PT ACL, A.M. Hendropriyono, membantah kesepakatan itu sebagai kepanjangan tangan mobnas. Hingga kini, belum ada keterangan dari pihak Rovers maupun pihak terkait mengenai dokumen tersebut.
ROBBY IRFANY | BIRMINGHAM MAIL