TEMPO.CO, Surabaya - Suporter Persebaya 1927 yang mengatasnamakan Arek Bonek 1927 mendesak Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Gubernur Jawa Timur agar tidak memberi izin pelaksanaan Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Hotel JW Marriot, Surabaya pada Sabtu, 18 April 2015.
Arek Bonek 1927 mengaku telah melayangkan surat kepada Gubernur Jawa Timur dan Kepala Polda Jawa Timur perihal keberatan itu. Menurut Ketua Presidium Arek Bonek 1927 Andie Peci, mereka keberatan karena tiga hal. Pertama, Persebaya 1927 di bawah bendera PT Persebaya Indonesia tidak diakui hak-haknya sebagai klub oleh PSSI.
Kedua, masih terjadinya konflik antara Persebaya 1927 dan PSSI. Andie mengklaim Persebaya 1927 didukung mayoritas Bonek dan telah mengajukan gugatan hukum terhadap PSSI di Pengadilan Negeri Surabaya. Ketiga, ada hubungan yang kurang harmonis antara Bonek dan PSSI sejak 2010.
Andie mengakui bahwa surat itu sudah dikirim sejak Senin, 13 April 2015, ke Polda Jawa Timur melalui Sekretaris Umum Polda Jawa Timur. "Surat kami sudah masuk, semoga segera ditindaklanjuti," ucap Andie, Selasa, 14 April 2015.
Menurut Andie, tiga poin keberatan itu sudah cukup untuk menolak KLB PSSI. Dia berharap Kapolda dan Gubernur Jawa Timur merespons keberatan-keberatan itu. "Kalau melihat poin-poin itu, sudah cukup alasan untuk melarang KLB di Surabaya," tuturnya.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Dwi Setyorini mengatakan masih akan mengecek benar-tidaknya ada surat Arek Bonek 1927 yang masuk. "Kami akan cek dulu," ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH