Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wayang Kontemporer Ini Berukuran Jumbo

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Dalang Ki Catur Benyek Kuncoro memainkan Pertunjukan Wayang Hip-Hop saat acara opening Bazar Art di Ritz Carlton, Jakarta, (26/07). Pertunjukan Wayang Hip-Hop merupakan pertunjukkan wayang kulit yang memadukkan unsur tradisi dan modernitas dalam rangka melestarikan wayang untuk masa kini. TEMPO/Dasril Roszandi
Dalang Ki Catur Benyek Kuncoro memainkan Pertunjukan Wayang Hip-Hop saat acara opening Bazar Art di Ritz Carlton, Jakarta, (26/07). Pertunjukan Wayang Hip-Hop merupakan pertunjukkan wayang kulit yang memadukkan unsur tradisi dan modernitas dalam rangka melestarikan wayang untuk masa kini. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat nusantara mengenal bermacam jenis wayang. Dari wayang purwo hingga kancil berbahan kulit, wayang golek dan potehi berbahan kayu, sampai wayang suket berbahan rumput. Di Yogyakarta ada wayang yang terbuat dari lembaran seng. Namanya Wayang Milehnium Wae yang akan dibawa ke Gianyar, Bali, untuk meramaikan pawai hari jadi kabupaten itu 17 April 2015.

“Disebut milehhnium karena bahannya milih (memilih) alumunium saja,” kata pembuat wayang Milehnium Ki Mujar Sangkerta saat menyiapkan pementasan di kantor Dinas Kebudayaan DIY, Senin 13 April 2015.

Wayang milehnium wae menjadi salah satu properti untuk memeriahkan tarian. “Wayangnya ikut diarak,” ujar Ki Mujar Sangkerta. Ukuran wayang milehnium lebih besar dibanding wayang kebanyakan. Besarnya mencapai 240 x 120 sentimeter. Sehingga satu wayang harus diusung satu orang. “Ada juga yang ukuran seperti wayang kulit biasanya, tapi bahan tetap dari alumunium.”

Wayang milehnium mengenal tiga jenis pakeliran (bentuk). Pakeliran klasik yang berujud wayang purwo. Sosok dan karakternya seperti wayang kulit yang biasa ditemui di Jawa. Lalu ada pakeliran modern. Bentuk dasanya mengadopsi karakter wayang purwo. Bedanya ujud karakaternya mengalami modifikasi. Contohnya, “Ada petruk bawa gitar atau gareng pegang pistol,” katanya.

Adapun pakeliran terakhir, lanjut dia, adalah kontemporer. Pakeliran ini lebih fleksibel. Karakternya menyesuaikan dengan kreatifitas pembuatnya. Bentuknya, bergambar sosok imajinatif dan karikaturial dengan warna-warni cerah.

Ki Mujar mulai membuat wayang milehnium sejak 2010. Lewat sebuah lembaga bentukannya, Institut Sangkerta Indonesia, ia juga menggelar workshop pembuatan dan pementasan wayang milehnium. “Biar ada regenerasi,” katanya.


Pementasan wayang milehnium, menurut dia, lebih banyak dilakukan di tempat terbuka. Di tepi kali, di jalan raya, atau di halaman gedung yang luas. Selain ukuran wayang lumayan besar, pementasan wayang milehnium juga menggabungkan unsur seni teater. Musik pengiringnya juga tak melulu gamelan klasik. Seringnya, ia memanfaatkan alat musik modern dan bunyi-bunyian digital.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cerita yang dimainkan pun bisa beragam. Untuk pakeliran klasik, ia mengatakan tetap memilih kisah yang dimainkan wayang purwo. Bedanya, dalang pementasan selalu lebih dari satu orang. “Semua pemain bisa menjadi dalang, satu orang bawa satu wayang,” katanya.

Adapun cerita untuk dua pakeliran wayang yang lain lebih longgar. Ia mengatakan biasa memainkan cerita-cerita bertema kritik sosial dan budaya untuk kedua pakeliran ini. Tentang dampak pemanasan global dan pembalakan hutan misalnya.

Jumlah pemain terbanyak dalam pementasan, kata dia, bisa mencapai dua ratusan orang. Untuk pementasan dengan jalan cerita lebih sederhana, jumlah pemain hanya berkisar belasan hingga puluhan orang saja. Salah satu alasan yang membuatnya menggeluti wayang milehnium wae adalah untuk mendekatkan wayang pada generasi muda.

Dengan karakter wayang yang bisa dibuat sesuai dengan kreatifitas, jalan cerita wayang pun bisa disesuaikan dengan kondisi kekinian. Toh, dialog yang dimainkan tak harus dengan bahasa Jawa.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.