TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan mempunyai banyak harapan kepada para kandidat yang maju dalam pemilihan direksi baru Bursa Efek Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida ingin para direksi baru yang terpilih nanti bisa makin memperdalam pasar modal di Indonesia. Langkah ini penting. Sebab, dalam beberapa tahun ke depan, pasar modal Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Kami ingin peran pasar modal bisa sejajar dengan lembaga keuangan. Di negara maju sudah bisa seperti itu," kata Nurhaida di kantor OJK, Rabu, 15 April 2015. Setidaknya, ucap dia, jumlah emiten, investor, dan produk yang ditawarkan di pasar makin bertambah.
Anggota Dewan Komisioner OJK itu juga ingin sektor infrastruktur bisa lebih banyak terlibat di bursa saham. Menurut dia, masih banyak anak usaha badan usaha milik negara yang belum melantai di Bursa Efek Indonesia.
Pembangunan infrastruktur masih menjadi pekerjaan utama bagi Indonesia. Nurhaida menyatakan bursa saham merupakan skema yang tepat untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur. "Pembangunannya kan jangka panjang. Bisa dibantu dengan mengeluarkan obligasi," ucapnya.
Kendati demikian, sebagai regulator, OJK ingin direksi BEI bisa berjalan seirama dalam menjalankan program kerja. Nurhaida tidak ingin ada program kerja yang bertentangan dengan misi OJK.
Salah satu kandidat direksi BEI, Ronald Kasim, rupanya mempunyai misi yang tidak berbeda jauh dengan Nurhaida. Bersama rekan-rekannya, Ronald ingin membuat produk obligasi yang menarik di sektor infrastruktur. Dengan latar belakang yang bervariasi di timnya, dia ingin membawa BEI bersaing di pasar internasional, setidaknya di Asia Tenggara.
"Untuk target emiten, saya berharap pertumbuhannya bisa mencapai dua digit," tutur Ronald. Jika terpilih, Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia itu juga akan menggandeng para pemangku kepentingan untuk menampung semua aspirasi.
ADITYA BUDIMAN