TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Prio Santoso, 24 tahun, sempat mengajar seperti biasa di Rumah Belajar Clavius, Jalan Surya Mandala 1 Nomor 91, Kedoya, Jakarta Barat, setelah membunuh Deudeuh Alfisahrin, 26 tahun.
"Dia, Prio, terlihat mengajar seperti biasanya dan dan ia pun tak terlihat gelisah," kata rekannya sesama pengajar, Beni Setiawan, 31 tahun, di Rumah Belajar Clavius, Rabu, 15 April 2015.
Beni menjelaskan, jika Prio pada Sabtu, 11 April 2015, sempat mengajar hingga pukul 13.00 WIB. Saat itu, Sabtu lalu, merupakan jadwal les tambahan bagi siswa Clavius yang menghendaki adanya penambahan materi pelajaran.
Beni mengungkapkan jika Senin dan Selasa, 13 dan 14 April 2015, Prio masih mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk siswa kelas IX. Prio, kata dia, biasanya mengajar sejak pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Beni menuturkan, jumlah siswa yang diajar oleh Prio hanya sepuluh orang. Prio pun, kata dia, baru berprofesi sebagai guru bimbingan belajar sejak akhir 2013. "Dia baru bergabung dengan kami selama satu setengah tahun," katanya.
Tubuh Deudeuh Alfisahrin ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 April 2015. Saat ditemukan, leher Deudeuh terjerat kabel dengan mulut tersumpal kaus kaki. Sedangkan pelaku sendiri, Prio Santoso, baru tertangkap dinihari, 15 April 2015, di Bogor, Jawa Barat.
GANGSAR PARIKESIT