TEMPO.CO, Jakarta - Insiden F-16 Fighting Falcon Block 52ID yang terbakar di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada Kamis, 16 April 2015, menjadi tontonan penduduk sekitar. Pesawat tempur bernomor registrasi TT-1643 milik TNI Angkatan Udara itu tergelincir di landasan pacu dan terbakar sebelum takeoff.
Khalid, 45 tahun, bukan nama sebenarnya, menyaksikan terbakarnya pesawat hingga proses pemadaman. Kejadian itu berlangsung sekitar 07.40 WIB. "Saya keluar rumah setelah mendengar teriakan ada pesawat jatuh," ujarnya kepada Tempo. "Warga ramai-ramai mendekati pagar yang menjadi pembatas Bandara Halim."
Menurut Khalid, banyak bocah dari Taman Kanak-kanak Islam Ar-Rahmah Halim Perdanakusuma berebut melihat F-16 yang mengepulkan asap hitam. Mereka berdiri sambil memanjat pagar. "Apinya besar," teriak salah seorang anak.
Warga lain, Rahman, mengaku berada di seberang landasan pacu saat F-16 itu tergelincir. "Posisi saya pas menghadap lapangan," ucapnya. Rahman menuturkan awalnya ada tiga pesawat tempur berbaris yang hendak lepas landas.
Namun F-16 yang berada di posisi paling depan tiba-tiba tergelincir. Pesawat berjalan miring kemudian terguling berkali-kali. Rahman menduga salah satu ban pesawat itu mendadak meledak, sehingga pesawat pun miring. "Suara ledakan dua kali."
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, setelah api padam, pesawat segera ditarik ke hanggar. "Gagal takeoff," kata Hadi.
Pesawat F-16 tersebut berhenti di ujung landasan, dan api keluar dari bagian ekornya. Pilot pesawat itu, Komandan Skuadron Udara 3 TNI Angkatan Udara Letnan Kolonel Penerbang Firman Dwicahyo, selamat.
"Pilot bisa keluar dari kokpit. Tim penyelidik dan keselamatan penerbangan TNI AU melakukan penyelidikan," kata Hadi.
HUSSEIN ABRI YUSUF