Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal UN Bocor, Menteri Nasir Berpaling ke Indeks Integritas  

image-gnews
Seorang pengawas, mengawasi jalannya ujian yang diikuti 37 peserta Ujian Nasional Paket C SMA Sederajat di Lembaga pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, Banten, 13 April 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Seorang pengawas, mengawasi jalannya ujian yang diikuti 37 peserta Ujian Nasional Paket C SMA Sederajat di Lembaga pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, Banten, 13 April 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.COJakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan akan menunggu indeks integritas ujian nasional tahun ini untuk menentukan apakah nilai ujian nasional bisa menjadi salah satu pertimbangan lulus-tidaknya siswa dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Dengan indeks itu, kata Nasir, bisa terlihat seberapa banyak kecurangan terjadi secara nasional. Ia mengatakan, bila kecurangan hanya 2 persen, ia menganggap pelaksanaan ujian nasional tahun ini masih bisa berjalan dengan baik. 

“Kalau kecurangan 2 persen, masih baguslah karena keberhasilan mencapai 98 persen,” katanya seusai rapat kerja dengan Komisi Pendidikan di gedung DPR RI Jakarta, Kamis, 16 April 2015. 

Hal itu berbeda bila nanti ditemukan kecurangan sebanyak 5 persen atau lebih. Menurut dia, bila sudah berada pada angka 5 persen atau lebih, kecurangan dianggap sudah cukup besar. “Kalau sudah 5 persen, saya akan bicarakan secara khusus dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengevaluasinya,” ucap Nasir. 

Ia belum memutuskan, apa dengan kecurangan 5 persen, nilai ujian nasional itu akan tetap dipertimbangkan atau tidak dalam kelulusan SNMPTN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ujian nasional tingkat SMA dan sederajat untuk paper-based test atau tes berbasis kertas sudah selesai pada Rabu, 15 April 2015. Dalam pelaksanaannya diketahui ada kecurangan yang terjadi. Ada oknum yang membocorkan soal di dunia maya.

Oknum itu mengunggah 30 paket dari 11.370 paket soal melalui Google Drive. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sudah melaporkan kasus ini ke Bareskrim, dan kasus ini pun diusut.

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

24 Agustus 2022

Siswa saat menjalani Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dengan menerapkan prokes ketat  di SD Negeri Cipayung 03, Jakarta,Kamis 18 November 2021. ANBK adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter), kualitas proses belajar-mengajar, dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. TEMPO/Subekti.
Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).


Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

22 Oktober 2021

Menko Polhukam Republik Indonesia, Mahfud MD memberikan keterangan pers usai melakukan kunjungan kerja pada Jaksa Agung ST Burhanuddin di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin, 15 Maret 2021. Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk berkoordinasi serta membahas penanganan sejumlah kasus korupsi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

Santri sukses menunjukkan perannya dalam berbagai bidang salah satunya di lingkup pemerintahan. Mulai menjadi menteri hingga presiden


UI Buka Program Doktoral Kajian Stratejik dan Global Pertama di Indonesia

12 September 2020

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
UI Buka Program Doktoral Kajian Stratejik dan Global Pertama di Indonesia

UI juga menjalin kerja sama dengan University of British Columbia, Kanada, untuk memajukan pendidikan dan riset di masa pandemi Covid-19.


Satgas Pastikan Kerja Tim Percepatan Vaksin Dapat Selesai Akhir 2021

8 September 2020

Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Rabu, 12 Agustus 2020. Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Satgas Pastikan Kerja Tim Percepatan Vaksin Dapat Selesai Akhir 2021

Pembentukan tim didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19.


Menteri Riset: Kita Perlu Strategi Imitasi untuk Maju, Maksudnya?

10 November 2019

Bambang Brodjonegoro tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Menteri Riset: Kita Perlu Strategi Imitasi untuk Maju, Maksudnya?

Menteri Riset mengatakan kita perlu melakukan strategi imitasi atau meniru inovasi yang negara maju seperti yang pernah dilakukan Korea Selatan.


Menristek: Dosen PNS Tersangka Terancam Diberhentikan Sementara

3 Oktober 2019

Menristekdikti Mohamad Nasir memberikan pernyataan soal unjuk rasa mahasiswa, Kamis, 26 September 2019.
Menristek: Dosen PNS Tersangka Terancam Diberhentikan Sementara

Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB) Dr Arif Satria menjelaskan pihaknya menunggu surat resmi penahanan atas dosen IPB bernama Abdul Basith.


Menteri M. Nasir: Berpendapat Tidak Harus Dilakukan di Jalan

2 Oktober 2019

Wawancara khusus Jurnalis Tempo, Nana Riskhi, bersama Mohamad Nasir.
Menteri M. Nasir: Berpendapat Tidak Harus Dilakukan di Jalan

M. Nasir mengaku tak pernah menghalangi siapa saja mengemukakan pendapatnya, namun hal itu tidak harus dilakukan di jalan.


Antisipasi Unjuk Rasa Meluas, Menteri Nasir Kumpulkan Rektor PTN

30 September 2019

Menristekdikti Mohamad Nasir memberikan pernyataan soal unjuk rasa mahasiswa, Kamis, 26 September 2019.
Antisipasi Unjuk Rasa Meluas, Menteri Nasir Kumpulkan Rektor PTN

Nasir mengajak para rektor untuk menciptakan suasana yang teduh menjelang pelantikan anggota DPR, serta Presiden dan Wakil Presiden.


Rektor Asing, Moeldoko: Diawali di Perguruan Tinggi Swasta

14 Agustus 2019

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. TEMPO/Subekti
Rektor Asing, Moeldoko: Diawali di Perguruan Tinggi Swasta

Rencana mendatangkan rektor asing di Indonesia akan diberlakukan pertama kali untuk perguruan tinggi swasta.


M Nasir: Rektor Asing Jangan Hanya Cari Pekerjaan di Indonesia

5 Agustus 2019

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
M Nasir: Rektor Asing Jangan Hanya Cari Pekerjaan di Indonesia

Dalam pemilihan rektor asing, M. Nasir berharap akan ada mekanisme yang berbeda dari ketentuan yang saat ini diterapkan, misalnya lewat pansel.