TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan akan menunggu indeks integritas ujian nasional tahun ini untuk menentukan apakah nilai ujian nasional bisa menjadi salah satu pertimbangan lulus-tidaknya siswa dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Dengan indeks itu, kata Nasir, bisa terlihat seberapa banyak kecurangan terjadi secara nasional. Ia mengatakan, bila kecurangan hanya 2 persen, ia menganggap pelaksanaan ujian nasional tahun ini masih bisa berjalan dengan baik.
“Kalau kecurangan 2 persen, masih baguslah karena keberhasilan mencapai 98 persen,” katanya seusai rapat kerja dengan Komisi Pendidikan di gedung DPR RI Jakarta, Kamis, 16 April 2015.
Hal itu berbeda bila nanti ditemukan kecurangan sebanyak 5 persen atau lebih. Menurut dia, bila sudah berada pada angka 5 persen atau lebih, kecurangan dianggap sudah cukup besar. “Kalau sudah 5 persen, saya akan bicarakan secara khusus dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengevaluasinya,” ucap Nasir.
Ia belum memutuskan, apa dengan kecurangan 5 persen, nilai ujian nasional itu akan tetap dipertimbangkan atau tidak dalam kelulusan SNMPTN.
Ujian nasional tingkat SMA dan sederajat untuk paper-based test atau tes berbasis kertas sudah selesai pada Rabu, 15 April 2015. Dalam pelaksanaannya diketahui ada kecurangan yang terjadi. Ada oknum yang membocorkan soal di dunia maya.
Oknum itu mengunggah 30 paket dari 11.370 paket soal melalui Google Drive. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sudah melaporkan kasus ini ke Bareskrim, dan kasus ini pun diusut.
MITRA TARIGAN