TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meminta pengusaha minimarket bertanggung jawab dan patuh terharap larangan penjualan minuman beralkohol.
Namun Menteri Gobel tak mau berandai-andai bila nanti masih ada minimarket yang bandel. "Jangan curiga dulu, saya yakin mereka bertanggung jawab. Lagi pula ini merupakan bagian dari pembinaan pasar," katanya di Jakarta, Rabu, 15 April 2015.
Larangan penjualan minuman beralkohol tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol. Larangan itu berlaku serentak mulai 16 April 2015.
Gobel berjanji akan mengedepankan pendekatan terkait dengan larangan penjualan minuman beralkohol. "Saya akan bicara kepada pemilik lisensi, seperti Indomart, Alfamart, kita akan diskusi dan duduk bareng."
Gobel juga berjanji tidak akan melakukan sweeping bagi minimarket yang masih menjual minuman beralkohol.
Di tempat terpisah, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan dampak dari pelarangan penjualan minuman keras di minimarket cukup drastis. "Katanya cukup drastis, sampai 30 persen penurunan omzet. Kan cukup jauh. Mereka datang ke kita menyampaikan itu," katanya.
Saleh menambahkan, keluhan pengusaha sudah disampaikan sejak sebulan lalu. Untuk itu perlu ada pembahasan antara pengusaha minuman keras dan pemerintah untuk mendapatkan solusi atas penurunan penjualan tersebut.
"Kita juga harus discuss dengan Perdagangan sehingga ada solusi. Kalau Pak Rachmat kan konsernnya jangan sampai merusak generasi muda," katanya.
Menurut Saleh, larangan ini belum sampai berujung pada ancaman hengkang para pengusaha minuman keras. Ia optimistis akan ada solusi atas permasalahan tersebut. "Belum kalau hengkang. Mereka merasa ada suara-suara agar keputusan Pak Rachmat bisa ditinjau."
FAIZ NASHRILLAH | ANANDA TERESIA