TEMPO.CO, Bandung - Presiden Joko Widodo mengunjungi Bandung untuk mengecek kesiapan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung. Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit di Bandara Husein Sastranegara sejak pukul 11.00 WIB, Presiden mengunjungi Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung.
Di Gedung Merdeka, Jokowi menghabiskan waktu 15 menit. Lagu Metallica, Enter Sandman, dimainkan orkestra Direktorat Ajudan Jenderal untuk menyambut Jokowi dan rombongannya. "Kami hadirkan lagu ini karena Presiden memang suka lagu metal," kata Josua Kristi, vokalis orkestra Direktorat Ajudan Jenderal, saat ditemui Tempo di sana, Kamis, 16 April 2015.
Lagu tersebut bercerita mengenai seorang anak yang hendak tidur di malam hari. Metallica mengajaknya masuk ke dunia mimpi, setelah mematikan lampu kamarnya. Menurut lagu itu, di dunia mimpi, sang anak dapat terhindar dari monster-monster yang mereka takuti di kolong tempat tidurnya.
Sebelumnya, selama Presiden berada di dalam Gedung Merdeka, orkestra Direktorat Ajudan Jenderal menyanyikan lagu Ole-ole Bandung. Lagu lawas khas Kota Bandung itu bercerita mengenai segala hal mengenai Kota Kembang, dari mulai makanan, sampai mojang Bandung.
Setelah mengecek keadaan Gedung Merdeka, Jokowi bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, melanjutkan perjalannya menuju Masjid Agung Bandung. "Sudah banyak kemajuan di Bandung," ujar Jokowi.
Sebelum menepi di Masjid Agung Bandung, perjalanan mereka terhenti di tugu KAA. Ridwan Kamil mengajak Jokowi untuk melihat sekeliling tugu itu. Di badan tugu, terdapat nama-nama peserta KAA 2015.
Sesampainya di Masjid Agung, mereka melakukan salat zuhur selama sekitar 20 menit. Setelah itu, Ridwan Kamil mengajak Jokowi untuk mengelilingi Alun-alun Bandung. Alun-alun dirombak Pemkot Bandung sejak tahun lalu. Alun-alun yang beralaskan rumput sintetis itu saat ini menjadi destinasi wisata warga Bandung.
PERSIANA GALIH