TEMPO.CO, Jakarta - Para penumpang Batik Air yang mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, hingga kini masih dikarantina di ruang tunggu. Mereka mulai jenuh karena belum ada kepastian untuk melanjutkan keberangkatan.
"Penumpang mulai enggak betah. Kami masih menunggu apakah akan dialihkan ke penerbangan lain atau bagaimana," kata Bambang Suherman, penumpang Batik Air, kepada Tempo, Jumat, 17 April 2015.
Menurut Bambang, di ruang tunggu para penumpang diberi makan. Menunya berupa nasi, soun, dan kari sayap ayam.
Selama menunggu, mereka dijaga ketat sekitar 20-30 aparat yang terdiri atas sekuriti bandara, polisi, angggota TNI Angkatan Udara, dan aparat berpakaian sipil. Penumpang tak boleh keluar dari ruang tunggu dan barang bawaan mereka digeledah aparat dengan alat x-ray detector.
Setiap ada barang yang dicurigai, aparat akan memanggil pemilik barang untuk bertanya. "Sudah diperiksa semua dan enggak ada apa-apa," kata Bambang.
Batik Air bernomor penerbangan ID 6171 jurusan Ambon-Jakarta mendarat darurat setelah mendapat ancaman bom. Pesawat yang berangkat dari Ambon pukul 06.50 waktu setempat itu mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, saat tengah berada di wilayah udara Sulawesi Selatan.
AMIRULLAH