TEMPO.CO, Jakarta - "Namaku Rindu," begitu perempuan itu menyebut namanya ketika mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Ditemui di kamar kontrakannya di kawasan Karet, Kuningan, Jakarta Selatan, perempuan bertubuh sintal dengan kulit terang itu buru-buru menambahkan keterangan: "Tentu itu bukan nama sebenarnya."
Rindu luwes mengajak tamunya masuk kamar. Pada Kamis sore, 16 April 2015, ia menerima Tempo di kamarnya yang wangi. Semula ia agak kesal karena sang tamu hanya memilih bercakap-cakap tanpa "berselancar" di dunianya. Rindu membutuhkan sedikit waktu untuk mau membuka diri, berbicara tentang kisah hidup dan petualangannya dalam bisnis "cinta" online.
Nada suaranya yang semula agak judes menjadi ramah dan sedikit manja. Ia pun mengunci pintu, lalu membesarkan volume televisi. "Kebiasaan ini saya tiru dari teman saya dulu yang mengajari saya," katanya sebelum memulai ceritanya saat ditemui Tempo di kawasan Karet, Jakarta Selatan, Kamis, 16 April 2015.
Rindu adalah perempuan penawar cinta. Datang satu tahun yang lalu di Ibu Kota, Rindu, 30 tahun, tergoda menggeluti bisnis esek-esek ini setelah ditawari temannya. Dulu, temannya satu kos dengan dia. "Dia (temannya) sudah menikah dengan warga negara asing sekarang," kata Rindu.
Temannya yang mengenalkan situs forum penjaja cinta di Internet kepada dia. Iming-imingnya sangat menjanjikan: uang minimal Rp 20 juta per bulan bisa masuk kantong dengan mudah. Rindu tergoda. Ia menjajal sendiri mempromosikan diri di sana. "Saya masuk ke salah satu topik di forum itu dan mulai 'berdagang'," katanya.
Lama-kelamaan, ada orang lain yang melirik akunnya di dunia maya. Dia diajak bergabung oleh perantara agar namanya bisa lebih dikenal. Dia pun dibuatkan akun media sosial di Facebook, Twitter, dan Omegle. Dia mengaku tak memahami cara kerja promosi di situs-situs itu. Tapi orang kepercayaannya tersebut memastikan akan selalu menyortir calon tamunya agar dia tak kena tipu.
Admin akun media sosialnya ini menggunakan nomor yang berbeda dengan nomor yang dia gunakan untuk berkomunikasi dengan para tamunya yang sudah biasa datang dengan jalur privat via SMS. Dia mengatakan nomor pribadi itu dibagikan kepada tamu yang dapat dipercaya dan sudah datang ke kamar kontrakannya lebih dari satu kali. "Tapi, prinsipnya, saya tak pilih-pilih tamu," katanya.
Untuk lebih menarik tamunya, Rindu mendekorasi kamarnya menjadi lebih ramai. Bunga-bunga plastik ditempelkan merata di hampir seluruh bagian dinding kamarnya. Bentuk dan jenisnya bermacam-macam. Bunga ini dia beli satu per satu setiap kali dia pergi ke pusat perbelanjaan. Hobi memasang bunga-bunga imitasi ini mewarnai petualangannya menjajakan cinta kilat satu tahun belakangan ini. "Dekorasi kamar yang cantik bisa jadi poin plus saya untuk para tamu," katanya.
YOLANDA RYAN ARMINDYA