TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membeberkan alasan di balik permintaan agar Presiden Joko Widodo tak meng-Golkar-kan partainya. Menurut dia, permintaan ini dilatarbelakangi opini yang berkembang di masyarakat, yakni adanya campur tangan pemerintah dalam perpecahan di Partai Golkar.
"Katakanlah yang terjadi di Partai Golkar kemudian dianggap ada campur tangan dan intervensi kekuasaan," kata SBY, yang juga mantan presiden, seusai menghadiri silaturahmi nasional Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator partainya di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Kamis malam, 16 April 2015. (Baca: Pesan Ibas ke Presiden Jokowi: Demokrat Tak Di-Golkar-kan)
Menurut SBY, benar-tidaknya opini tersebut bakal dijelaskan sejarah dan kebenaran. Namun, SBY melanjutkan, partainya sejauh ini menjalani politik dengan baik. "Harapan kami, siapa pun, hormatilah partai politik yang berpolitik baik-baik," ujar dia.
SBY mengatakan, selama sepuluh tahun memimpin negeri ini, ia mengklaim tidak pernah mengganggu partai politik lain. "Tidak pernah ada niat dari saya dan kekuasaan untuk mengganggu kedaulatan partai-partai politik, partai politik manapun," katanya.
Bahkan, menurut SBY, selama sepuluh tahun, ia tak pernah mengganggu partai yang menentang, menyerang, dan mengkritik kebijakannya sebagai presiden. "Saya hormati. Itu demokrasi," ucap dia. SBY mengatakan tak pernah ada niat, pikiran, dan tindakan menggunakan kekusaaan mencampuri urusan partai lain.
PRIHANDOKO