TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan partainya tetap menjadi penyeimbang dan tak bergabung dengan koalisi partai pemerintah ataupun non-pemerintah. Keputusan ini juga akan menjadi sikap partai itu seusai kongres yang rencananya berlangsung pertengahan Mei mendatang.
"Kami akan tetap bertahan sebagai kekuatan penyeimbang," kata SBY setelah menghadiri acara silaturahmi para pendiri dan deklarator partainya di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis malam, 16 April 2015.
SBY memastikan Demokrat tak ingin bergabung dengan Koalisi Merah Putih ataupun Koalisi Indonesia Hebat. Sikap politik itu, kata dia, merupakan prinsip Demokrat hingga saat ini.
"Saya yakin para kader masih akan menjaga posisi kami untuk tetap menjadi penyeimbang meski setelah melaksanakan kongres nanti," ujar Presiden RI yang keenam ini.
SBY mengatakan Demokrat menjadi penyeimbang dalam tiga arti. Pertama, gubernur, bupati, dan wali kota asal Demokrat loyal kepada pemerintah. Kedua, kader Demokrat mendukung kebijakan dan keputusan yang baik dan tepat dari Presiden Joko Widodo. "Ketiga, keputusan Presiden Jokowi dan pemerintah yang dirasa tak tepat akan kami koreksi."
Menurut dia, sikap partainya yang ingin menjadi penyeimbang sebenarnya dilandasi tujuan yang baik, yakni tak ingin behadapan secara frontal dengan suatu kekuatan politik. "Apalagi situasi pasca-pemilihan presiden membuat kekuatan politik terbelah ke dalam dua koalisi," kata SBY.
Ia mengatakan pertentangan kedua koalisi yang tajam akan membawa dampak tak baik, yakni politik yang gaduh dan tak stabil. Demokrat, kata SBY, ingin menjadi penengah jika ada kegaduhan yang melampaui batas. "Tak bagus kalau politik tak stabil, kasihan rakyat," ucap SBY.
PRIHANDOKO