TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Anies Baswedan mengatakan indeks integritas yang akan dirilis Kementerian untuk melihat tingkat kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini akan dinilai secara berkelompok, bukan secara individu. "Nanti dinilai sebagai suatu kelompok persekolah," katanya di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kamis 16 April 2015.
Satu kelompok itu awalnya dinilai perkelas, lalu dilihat lagi persekolah. Data itu nantinya akan digunakan bagi dinas di tingkat daerah, tingkat provinsi dan juga perguruan tinggi. "Kami tidak menilai indeks itu secara personal," katanya.
Anies mengatakan pola penilaian indeks itu akan terlihat melalui jawaban para siswa di dalam satu kelas. Tempat duduk para siswa pun akan diperhatikan, apakah jawaban mereka memiliki pola atau tidak.
Cara ini, diharapkan mantan Rektor Universitas Paramadina itu, bisa menjadi salah satu motivasi untuk menegakkan kejujuran dalam suatu lingkungan.
Ia mengakui terkadang ada satu orang jujur di dalam satu kelas yang kebanyakan siswanya tidak jujur. Siswa yang jujur itu dikhawatirkan dianggap tidak jujur karena indeks integritas kelasnya rendah. "Karena itu, kami ingin hentikan kecurangan itu agar satu lingkungan bisa jujur semua, tidak hanya satu orang saja," katanya.
Anies meminta masyarakat tidak khawatir atau takut dengan indeks integritas itu. Bila si anak jujur dan pintar hingga mendapatkan nilai bagus, namun indeks sekolahnya rendah prestasi pasti akan terlihat oleh para panitia perguruan tinggi.
"Kan terlihat dari nilai rapornya yang mungkin selalu mendapat nilai tinggi. Saat di Ujian Nasional mendapat nilai tinggi pun nilai itu tidak akan diragukan lagi," katanya. Sebaliknya, ketika di rapor selama ini tidak terlalu bagus, namun saat Ujian Nasional nilai anak itu tinggi, dan ternyata indeks integritas sekolahnya rendah, perguruan tinggi pun akan mempertanyakannya.
MITRA TARIGAN