TEMPO.CO, Semarang - Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada akhir Maret 2015 memperlihatkan keyakinan konsumen di Jawa Tengah melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jawa Tengah pada Maret 2015 tercatat sebesar 125 turun 4,1 poin dibandingkan indeks bulan sebelumnya.
"Meski melemah akibat dampak kenaikan BBM bersubsidi pada awal Maret 2015, tingkat keyakinan konsumen tersebut masih lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2014," kata Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, Jumat, 17 April 2015.
Menurut Iskandar, dari empat kota yang disurvei BI tiga di antaranya mengalami penurunan indeks keyakinan konsumen meliputi Kota Solo mencatat penurunan IKK sebesar 10,5 poin; Kota Tegal dengan penurunan sebesar 3,8 poin; disusul Kota Semarang yang mencatat penurunan sebesar 2,3 poin. "Sementara hanya di Kota Purwokerto yang mencatat kenaikan IKK sebesar 2,3 poin," Iskandar menambahkan.
Ia menjelaskan, menurunnya optimisme itu didorong oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Hal itu tercermin dalam indeks kondisi ekonomi (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) masing-masing 117,9 pada Maret 2015, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 121,1. Hal serupa juga terjadi pada IEK yang melemah dari 137,0 pada Februari 2015 menjadi 132.
Konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga akan meningkat pada Juni 2015. Hal ini tercermin dari kenaikan indeks ekspektasi harga bulan Juni 2015 mendatang sebesar 15,5 poin menjadi 173,6. "Menurut perkiraan responden, peningkatan tekanan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok komoditas, dengan peningkatan terbesar pada kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar," katanya.
Sementara itu, Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi, Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Hesti Candra Sari masih meyakini penyaluran kredit bank umum di Jawa Tengah Januari hingga Maret 2015 mendatang akan meningkat. Keyakinan itu berdasarkan survei yang dilakukan perbankan di Provinsi Jawa Tengah menunjukan terdapat 70,3 persen bank umum di Jateng mengekspektasikan optimisme penyaluran kredit sebesar 16,5 persen
"Faktor yang mendasari optimisme responden di antaranya permintaan kredit meningkat di awal tahun yang didukung pemasaran dan promosi," kata Hesti.
Keyakinan peningkatan kredit ini dinilai mampu memenuhi target ekspansi kredit perbankan akan tercapai. Menurut Iskandar, kebijakan penyaluran kredit baru pada Januari hingga Maret atau triwulan pertama tahun 2015 diarahkan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi dengan pangsa penyaluran masing-masing sebesar 58,3 persen; 38,9 persen; dan 2,8 persen.
"Kebijakan penyaluran kredit tersebut memperlihatkan ada persaingan ketat usaha dan kondisi perekonomian yang membaik," Hesti menambahkan. Rata-rata bank umum cenderung menyalurkan kredit dengan jangka waktu yang pendek dan sebagian besar penyaluran di sektor perdagangan, hotel-restoran, konstruksi, dan jasa. Dengan pangsa masing-masing 55,6 persen; 13,9 persen; dan 11,1 persen.
EDI FAISOL