TEMPO.CO, Jakarta - Negara Islam membeberkan rencana untuk mengukir sejarah dengan melakukan pendudukan atas Israel dan mengatasi pertahanan negara Yahudi itu. Mereka juga akan membangun kekuatan jihad di kawasan itu berharap dapat menobatkan warga Israel.
Semua rencana itu dimuat dalam sebuah buku baru setebal 150 halaman yang didistribusikan di situs file sharing minggu ini, mengikuti seri e-book ISIS yang lain termasuk tentang bagaimana kelompok jihad tersebut berencana untuk menduduki Roma.
Judul buku telah dipikirkan selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya menyatakan bahwa judul buku sekaligus cita-cita "The Beginning of End of Israel" akan terjadi pada tahun 2022 - dua tahun setelah mereka berencana untuk mengambil alih Roma.
"Banyak orang Kristen telah disesatkan oleh imam mereka selama berabad-abad untuk berpikir bahwa jika mereka tidak mendukung orang-orang Yahudi, mereka akan mendapatkan murka Allah," tulis buku tersebut. "Hal ini meningkatkan kelompok pendukung Negara Yahudi Israel bahkan ke seluruh dunia."
Mengulangi fitnah yang sudah terjadi berabad-abad, buku tersebut mempertanyakan mengapa Yudaisme modern 'meniru budaya setan'. 'Bintang Daud' adalah simbol ilmu sihir," tulis buku itu.
Buku ini juga berpendapat bahwa nama-nama seperti Palestina atau Yerusalem tidak penting, tapi "yang penting adalah sifat moral orang-orang yang berkuasa pada tempat yang diberkati.
"Jika mereka percaya pada yang benar, maka mereka membuat orang yang hidup di bawah mereka baik dan benar di tanah suci ini, tetapi jika mereka tidak benar dan menyebabkan korupsi di tanah suci ini - kemudian membuat mereka menjadi musuh Allah. (maka) Allah akan memurnikan tanah ini dari orang-orang yang korup, bahkan jika mereka adalah orang-orang pilihan Allah. "
Buku itu juga menyinggung gerakan militan Palestina yang sudah ada selama bertahun-tahun, menyebut Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai 'gerakan komunis yang tidak benar-benar peduli tentang ajaran Islam.'
ISIS menyebut pertempuran Hamas-Israel, dan penggunaan roket-roket Qassam ke terowongan bawah tanah sebagai 'ajang pengujian bagi mujahidin' dan perang Hizbullah 2006 saat roket Katyusha meledak bertubi-tubi sebagai 'model perang yang sempurna.' Mereka berpendapat karena Israel memberlakukan wajib militer, setiap sipil (Israel) merupakan target yang sah.
Banyak persoalan lain yang secara mendetail dipaparkan ISIS dalam buku terkait konflik antara pasukan Hammas dan tentara Israel. Mereka menekankan bahwa dalam setiap pertempuran yang sudah terjadi Hammas tidak pernah kalah.
PJMEDIA.COM | MECHOS DE LAROCHA