TEMPO.CO, Bandung - Ditundanya Qatar Nasional Bank (QNB) League hingga 25 April 2015, membuat Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar merasa kaget. Pasalnya, kasta tertinggi liga sepak bola di Indonesia itu cukup mengganggu persiapan skuad Maung bandung dalam menjalani dua kompetisi, yakni QNB League dan AFC Cup.
Menurut Umuh, penundaan QNB League secara tidak langsung mengubah jadwal kompetisi hingga akhir musim. Persib kelabakan mengatur ulang persiapan itu. "Ruginya masalah waktu yang sudah kami atur, terus kalau mundur lagi, mundur lagi, kapan selesainya," kata Umuh kepada Tempo, Kamis, 16 April 2015. (Baca: Kisruh QNB League, PSSI Hentikan Sementara Kompetisi)
Umuh khawatir QNB League akan terus diundur karena kisruh antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), yang notabene di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Ngeri juga, takutnya kalau tidak dilanjutkan malah terus mundurnya," katanya.
Jika demikian, kata Umuh, tim yang mengikuti QNB League akan dirugikan, karena membengkaknya biaya yang harus digelontorkan manajemen, semisal gaji pemain. "Enggak ada yang diuntungkan. Kalau diundur-undur begini jelas merugikan bagi semua tim, bukan hanya Persib saja," ujarnya.
Seharusnya, ucap Umuh, kompetisi QNB League 2015 tidak usah dihentikan agar tim yang mengikuti kompetisi itu tidak dirugikan. Ketika liga itu resmi dibuka, berarti kondisi penyelenggara benar-benar siap. Jika seperti ini PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara, kata Umuh, terkesan minim persiapan.
Umuh terkesan menyesalkan penundaan QNB League yang sudah diputuskan oleh PT Liga Indonesia. "Sebetulnya kemarin kan sudah berjalan, padahal lanjut saja dulu. Sebetulnya liga sudah harus tidak terganggu seperti ini. Tapi apa boleh buat, karena keputusan ini sudah berjalan (dihentikan)," ucapnya.
Sebelumnya, Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman menyatakan hal serupa. Djanur--sapaan Djadjang, merasa khawatir jika QNB League diberhentikan sementara akan mendapat sanksi dari FIFA sebagai badan sepak bola tertinggi. "Kompetisi ditunda menjadi polemik. Kami menyayangkan."
AMINUDIN