TEMPO.CO, Roma - Vatikan mengatakan Paus Fransiskus akan singgah di Kuba pada perjalanannya ke Amerika Serikat pada September mendatang. "Bapa Suci telah mempertimbangkan untuk berhenti di Kuba," kata juru bicara Vatikan, pendeta Federico Lombardi, seperti dikutip CNN pada Jumat, 17 April 2015 waktu setempat.
"Namun kontak dengan pemerintah Kuba masih pada tahap awal untuk menyebut ini sebagai keputusan yang pasti atau rencana berjalan," kata Lombardi.
Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin tersebut telah memegang peran kunci dalam menjalin kembali hubungan diplomatik antara Kuba dan Amerika Serikat. Perannya mendapat pujian dari pemimpin kedua negara, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro.
Dalam surat-surat pribadinya, Paus membuat permohonan pribadi kepada Obama dan pemimpin Kuba bahwa kedua negara harus mencoba untuk memperbarui hubungan mereka setelah puluhan tahun tegang.
Vatikan juga menjadi tuan rumah pembicaraan antara AS dan delegasi Kuba pada Oktober 2014 saat kedua negara menemukan jalan keluar kebijakan perdagangan baru dan membahas pembebasan Alan Gross, kontraktor Amerika yang ditahan di Kuba.
Sejak terpilih pada 2013, Paus Francis telah menunjukkan minat yang mendalam dalam urusan internasional. Dia berulang kali mendesak para pemimpin Barat untuk tidak mengebom Suriah dan mengadakan doa antara para pemimpin Israel dan Palestina di Vatikan.
Yang paling baru, Paus mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut pembunuhan 1,5 juta orang Armenia di abad yang lalu sebagai "genosida". Langkah tersebut telah membuat marah para pemimpin Turki, yang langsung menarik duta mereka di Vatikan.
CNN | YON DEMA