TEMPO.CO, Surabaya - Chief Executive Officer Persebaya Surabaya I Putu Gede Widiade tidak akan tunduk pada saksi pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. "Saya main bola, itu hak saya. Jika Menpora membekukan, silakan saja," kata Gede di sela-sela mengikuti Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel JW Marriot Surabaya, Sabtu, 18 April 2015.
Menurut Gede, Menteri Imam Nahwari adalah orang lain di PSSI, sehingga dia tidak berhak mengatur-atur soal sepak bola, termasuk mencampuri konflik dualisme Persebaya dan Persebaya 1927. "Ngapain juga saya perhatikan (keputusan Menpora) itu?" ujarnya. "Kami tetap akan lanjut (main) meski dibekukan Menpora."
Sementara itu, Persela Lamongan memilih menunggu kejelasan informasi soal pembekuan tersebut. Wakil Sekretaris Persela Muji Santoso belum bersedia berkomentar banyak karena informasi yang diterimanya belum utuh. "Saya awalnya mengira berita itu hanya isu," ucapnya.
Menurut Muji, Persela bakal mengikuti sikap PSSI selaku induk organisasi, termasuk nasibnya dalam kompetisi Liga Qatar National Bank yang sejauh ini tidak menentu. "Kami mengikuti sikap PSSI saja," tutur Muji.
Meski PSSI telah dibekukan, Persela tidak mengubah jadwal uji coba dengan PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta pada Minggu, 19 April, dan Senin, 20 April 2015, di Yogyakarta. Awalnya, uji coba itu digelar untuk mengisi kegiatan saat kompetisi dihentikan sementara oleh PSSI. "Uji coba jalan terus, tak ada perubahan" katanya.
Sebelumnya, Menteri Nahrawi mengambil langkah tegas dengan membekukan PSSI. Keputusan itu diambil setelah tiga surat teguran tertulis yang telah dikirim tidak ditanggapi serius oleh PSSI.
"Dasarnya sudah kuat, SP 1 (surat peringatan 1), SP 2, dan SP 3. Pembekuan ini untuk semua kegiatan keolahragaan yang dilakukan PSSI," ujar Deputi V Bidang Harmonisasi Kemenpora Gatot S. Dewa Broto saat dihubungi, Sabtu, 18 April 2015.
MOHAMMAD SYARRAFAH | SUJATMIKO