TEMPO.CO, Padang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan maraknya prostitusi online belum tentu disebabkan tuntutan ekonomi, seperti terjerat utang atau kemiskinan.
Menurut Khofifah, keputusan seseorang untuk masuk ke bisnis prostitusi berkaitan dengan revolusi karakter dan restorasi sosial. "Restorasi sosial dan revolusi karakter harus nyambung," ujar Khofifah di Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu, 19 April 2015.
Pernyataan Khofifah ini disampaikan terkait dengan kasus prostitusi melalui dunia maya yang mengakibatkan Deudeuh Alfisahrin, 26 tahun, tewas. Deudeuh yang biasa mempromosikan diri lewat Twitter, ditemukan tewas saat melayani tamunya di sebuah kamar kos di Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 11 April 2015.
Menurut Khofifah, ada kecenderungan gaya hidup di kalangan remaja yang menyebabkan para perempuan penjaja seks beraksi secara online. "Jadi kalau sudah terkait lifestyle, maka ada persoalan karakter yang dibangun," ujarnya.
Khofifah mengatakan, telah mengusulkan ke Kementerian Pendidikan agar saat pelatihan guru tidak hanya membahas tentang metode belajar-mengajar dan kurikulum. Pembekalan mengenai pendidikan karakter, kata Khofifah, juga penting.
Misalnya, kata Khofifah, dalam sepekan ada waktu sekitar satu jam pelajaran untuk mengenal kesehatan reproduksi. Guru bisa menyampaikan banyak ilustrasi soal itu. Sebab, jika menyebutnya sex education, kesannya vulgar. "Kesehatan reproduksi lebih soft. Banyak hal yang bisa disampaikan kepada murid," ujar Khofifah.
ANDRI EL FARUQI