TEMPO.CO, Jakarta - Omzet toko Hemp Indonesia melonjak saat puasa dan Lebaran tahun lalu. Tetangga kios Hemp Indonesia bernama Dani, menceritakan ulang percakapannya dengan salah satu penjaga kios Hemp Indonesia, Arul.
"Dia cerita sehari omzetnya sampai Rp 5 juta, bisa buat bayar sewa kios sebulan," kata Dani menirukan ucapan Arul kepada Tempo, Ahad, 19 April 2015.
Menurut Dani, saat puasa dan Lebaran, Arul rajin membeli kertas asturo hitam dan kertas pembungkus berwarna cokelat. Kertas itu dipakai untuk membungkus barang yang akan dikirim ke pembeli. Dalam sehari, Dani bisa menjual tiga bendel kertas ke Arul.
Dani tercengang sewaktu Arul bercerita soal omzet per hari. "Jualan apa kok bisa laku kayak begitu?" kata Dani. Arul mengatakan cookies paling banyak dicari. "Dia sampai kehabisan stok cookies," kata Dani.
Belakangan, Dani baru sadar yang dimaksud dengan cookies adalah biskuit cokelat yang berbahan dasar ganja. "Saya enggak tahu itu cookies, bentuknya kayak biskuit cokelat yang dijual di supermarket itu yang ada taburan kacang atau chococips di atasnya," kata Dani.
Hemp Indonesia adalah toko yang menjual aksesori ganja. Toko yang terletak di lantai satu Blok M Plaza ini digerebek oleh Badan Narkotika Nasional karena menjual brownies yang berbahan dasar ganja. Manajemen Blok M Plaza membantah ada gerai yang menjual brownies ganja di tempatnya.
Sebelum di Blok M, toko ini lebih dulu beroperasi di kawasan niaga H. Djuhri Center, Meruya Selatan. "Dulu dia jual cookies bukan brownies tapi enggak tahu kalau begituan," kata Mimi, 30 tahun, salah satu orang yang pernah membeli kacamata di toko itu.
DINI PRAMITA