TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendapat pinjaman Rp 2 triliun untuk mewujudkan proyek kereta listrik Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Pinjaman itu berasal dari sindikasi empat bank--Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA--yang diteken di Jakarta, Senin, 20 April 2015.
"Berkat dukungan sindikasi ini, KAI berharap pembangunan selesai sesuai dengan target," kata Direktur Keuangan KAI Kurniadi Atmosasmito di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Senin, 20 April 2015.
PT KAI mendapat pinjaman sebesar Rp 1,4 triliun atau 84 persen dari total biaya pembangunan prasarana kereta bandara. Sedangkan anak usaha KAI yang mengelola kereta bandara, PT Railink, mendapat pinjaman Rp 612 miliar atau 85 persen dari total biaya pengadaan sarana kereta listrik. Masing-masing bank memberikan pinjaman dengan nominal yang sama dan bertenor 14 tahun.
"Ini (perjanjian pinjaman) penting karena pembangunan infrastruktur harus kami prioritaskan," kata Direktur BCA Suwignyo Budiman.
Menurut Kurniadi, duit sebesar Rp 1,4 triliun antara lain akan digunakan untuk membangun Stasiun Sudirman Baru yang diperuntukkan khusus bagi kereta bandara, rel ganda sepanjang 12 kilometer dari Stasiun Batuceper ke Bandara Soekarno-Hatta, pembebasan lahan, dan prasarana lain.
Adapun PT Railink akan menggunakan duit Rp 612 miliar untuk membeli 10 rangkaian kereta yang dibikin konsorsium Bombardier-INKA. KAI menargetkan proyek dengan nilai total Rp 2,5 triliun itu rampung pada akhir 2016.
KHAIRUL ANAM