TEMPO.CO, Jakarta -PT Pertamina (Persero) menyatakan akan melanjutkan rencananya memasarkan bahan bakar minyak jenis baru bernama Pertalite pada Mei mendatang, meski belum disetujui pemerintah. Pada tahap awal, Pertalite hanya akan dijual di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah DKI Jakarta.
“Tidak (dijual) serentak di semua tempat. Kami melihat respons pasar dulu di Jakarta. Kalau laku, nanti kami pasarkan di kota lain,” kata Wakil Presiden Senior Marketing dan Distribusi Bahan Bakar Pertamina Suhartoko di Jakarta, Minggu, 19 April 2015.
Jumat lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah belum memberikan izin distribusi Pertalite. Pemerintah tak bisa memastikan kapan produk baru itu bisa dipasarkan karena belum ada permohonan izin spesifikasi BBM dari Pertamina. “Mereka sudah komunikasi informal, tapi formalitas dalam bentuk surat masih kami tunggu,” kata Sudirman.
Pada dasarnya, kata Sudirman, pemerintah menyetujui rencana Pertamina. Sebab, peluncuran Pertalite menjadi salah satu langkah untuk secara bertahap mengurangi peredaran BBM bersubsidi (Premium). Apalagi hal ini juga menjadi rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang dikeluarkan pada akhir tahun lalu.
Suhartoko mengatakan Pertalite memiliki nilai oktan (RON) 90, lebih tinggi daripada Premium (RON 88) dan lebih rendah daripada Pertamax (RON 92). Pertamina beralasan, berdasarkan survei pasar, konsumen membutuhkan bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi. Produk ini sudah lama ada, tapi baru sekarang diumumkan karena selisih harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi sudah tak terlalu jauh.
Menurut dia, BBM jenis Premium yang kini masih beredar spesifikasinya sudah tak sesuai dengan teknologi mesin kendaraan modern, terutama sepeda motor dengan teknologi injeksi. Tapi, dia menambahkan, konsumen masih belum mau beralih secara penuh ke Pertamax karena harganya lebih mahal.
Suhartoko menjamin kualitas Pertalite akan jauh lebih bagus daripada Premium. Sebab bahan baku Pertalite menggunakan minyak dengan kadar oktan 92. Rencananya, Pertalite dijual dengan harga Rp 8.000–8.300 per liter.
PRAGA UTAMA | AYU PRIMA SANDI