Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dana Cekak, KPUD Ini Pangkas Anggaran Pilkada  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Pegawai KPU mencelupkan jarinya saat mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, 7 April 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Pegawai KPU mencelupkan jarinya saat mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, 7 April 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Status wilayah Yogyakarta boleh saja ditetapkan sebagai daerah istimewa dan mendapat dana keistimewaan dari pemerintah pusat. Tapi salah satu kabupatennya, Kabupaten Bantul, tak punya cukup duit untuk menggelar pemilihan kepala daerah pada Desember 2015. 

Akibatnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul masih terus memangkas rancangan anggaran pilkada agar sesuai dengan jatah dana dari APBD yang cekak. "Hari ini kami revisi lagi sampai hanya Rp 19-an miliar," kata Ketua Komisi Bantul Johan Komara kepada Tempo pada Selasa, 21 April 2015.

Semula, setelah UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah terbit, KPU Bantul mematok anggaran pilkada sebanyak Rp 26 miliar. Karena Pemerintah Kabupaten Bantul mengklaim tak mampu memenuhinya, rancangan itu direvisi. "Kami turunkan jadi Rp 23 miliar, lalu Rp 22 miliar, sekarang tinggal Rp 19-an miliar," ujar Johan.

Tapi pengurangan ini masih jauh dari patokan dana untuk pilkada yang disediakan Pemkab Bantul, yakni hanya Rp 15 miliar. Dana itu untuk KPU sebesar Rp 13 miliar dan pengawas pilkada Bantul Rp 2 miliar.

Sedangkan rancangan sekarang, KPU butuh Rp 19 miliar dan pengawas memerlukan Rp 4 miliar. Artinya, total kebutuhan dana pemilihan Bupati Bantul pada Desember mendatang sebanyak Rp 23 miliar. "Berarti masih kurang Rp 8 miliar," tutur Johan.

Kekurangan ini belum jelas solusinya. Kepala Dinas Pendapatan Bantul Didik Warsito sudah menyatakan tambahan anggaran dalam APBD 2015 tidak ada. Peluang penambahannya dalam APBD Perubahan 2015 juga kecil. Dia malah berharap ada bantuan tambahan dana dari Pemerintah Provinsi DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Walhasil, KPU Bantul memutuskan hanya akan menyediakan satu jenis alat peraga kampanye kandidat berupa leaflet yang akan dibagikan ke tiap keluarga di Bantul. Hitungannya, jumlah keluarga di Bantul mencapai sekitar 304.000. "Dari pos pengadaan ini, pengurangannya signifikan," kata Johan. Leaflet yang akan dicetak itu hanya seukuran sepertiga dari poster. Dengan mengurangi ketebalan kertas dan kualitas warna hasil cetakan, KPU Bantul mampu mengirit biaya.

Anehnya, KPU tak mengurangi anggaran alat peraga kampanye lain, seperti spanduk, baliho, umbul-umbul, serta iklan di media elektronik dan media cetak, apalagi meniadakannya. “Pengurangannya tak akan mengirit dana secara signifikan,” ujar Johan berkilah tanpa menyodorkan hitungannya.

Sebelum Johan dan komisioner lain bergerak lebih jauh, komisioner Komisi Pemilihan Umum DIY, Farid Bambang Siswantoro, mengingatkan agar pemangkasan rencana anggaran pilkada di Bantul tidak menggerus dana gaji bagi panitia adhoc. "Mereka kerjanya berat di lapangan. Kalau gaji terlalu minim, bahaya bagi independensinya," kata Farid.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.