TEMPO.CO, Jakarta -Germo kencan lewat media sosial tak selalu berhasil menggaet tamu. Banyak pengikut Mira di Twitter dan Facebook tak nongol lagi meski pertanyaan soal spesifikasi anak asuhnya sudah dijawab. “Karena sudah biasa, saya bisa mengenali yang begitu,” kata dia, Rabu pekan lalu.
Promosi paling efektif, ujar Mira, dilakukan secara offline. Ia selalu berpesan kepada para tamu agar memberi tahu temannya soal layanan para angels—sebutan Mira untuk delapan anak asuhnya. Karena itu, ia menerapkan aturan kepada angels selama melayani tamu: jangan mencuri barang mereka.
Mira akan mengumumkan para angels yang melanggar lewat akun-akun media sosial. Cara ini efektif membuat mereka tak melakukan hal selain yang diminta tamu. Dengan demikian, ucap Mira, tamu akan loyal dan rajin berpromosi ke orang lain. Di situs Facebook dan Twitter, Mira memajang testimoni positif tamu-tamunya.
Selain menjaga hubungan baik dengan tamu, Mira menjalin koneksi dengan germo lain. Setidaknya, ia terhubung dengan lima germo yang rata-rata punya 10 angels karena berpraktek lebih lama. “Kami saling bertukar angels untuk menyesuaikan kriteria yang diminta tamu,” katanya.
Germo-germo itu tak melulu perempuan. Mantan suami Mira, tamu kencannya yang menikahinya pada 2011 dan memberinya seorang anak, menjadi germo online setelah bercerai pada 2012. Dengan bagian 20 persen dari harga setiap kencan, bisnis ini sangat menggiurkan karena hanya bermodal telepon, pulsa, dan koneksi Internet.
Dalam sebulan, sebagai germo, Mira mengantongi pemasukan Rp 60 juta. Sesekali, ia kembali ke pekerjaannya sebelum menjadi germo: melayani tamu. Meski bertampang seadanya, para tamu dari beragam profesi—rata-rata orang kantoran dan mahasiswa—membuat Mira mendapat tambahan penghasilan Rp 30 juta.
Penghasilan angels lebih banyak karena mendapat bagian terbesar tanpa keluar uang sama sekali. Sarma, seorang angel Mira yang sehari-hari bekerja sebagai model di sebuah agensi, mendapat Rp 30-60 juta sebulan meski hanya 2-3 kali kencan pada akhir pekan. Ia lebih senang memakai jasa germo karena tak cukup waktu meladeni pemesan akibat jadwal padat agennya.
Rindu lain lagi. Perempuan berusia 30 tahun asal Surabaya ini berpromosi dan bertransaksi sendiri lewat akun Twitter dan Facebook. Di dunia maya, nama ranjangnya cukup terkenal dan berpengikut 24 ribu orang. Dengan tubuh seperti Barbiedan wajah mirip pemain sinetron, Rindu melayani lima tamu dalam sehari. Dengan hanya libur sepekan saat menstruasi, penghasilannya mencapai Rp 100 juta.
YOLANDA ARMINDYA