TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin organisasi Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi, dikabarkan menderita luka parah akibat serangan udara di bagian barat Irak. Serangan udara itu dilakukan oleh pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat Maret lalu.
Mengutip sumber-sumber The Guardian di Irak mengatakan serangan tentara koalisi itu membuat luka yang mengancam nyawa al-Baghdadi. "Karena pemulihan lukanya lambat, dia belum bisa mengontrol organisasinya seperti kegiatan sehari-harinya," kata sumber itu, Selasa, 21 April 2015.
Luka yang diderita Al-Baghdadi membuat sejumlah petinggi ISIS melakukan rapat. Pertemuan genting itu membahas pemilihan pemimpin ISIS yang baru jika Al-Baghdadi tewas. Kabar penyerangan itu juga pernah mencuat pada November dan Desember 2014. Al-Baghdadi juga dikabarkan terluka, tapi kabar itu sampai saat ini tidak bisa dikonfirmasi.
Berbeda dengan serangan tahun lalu yang tidak dikonfirmasi, kali ini seorang diplomat dari negeri barat dan penasihat Irak membenarkan adanya serangan udara itu. Agresi itu terjadi pada 18 Maret 2015 di Distrik Al-Baaj, Ninevah, perbatasan Suriah. Diplomat itu mengatakan serangan udara pada Maret itu mengincar iring-iringan tiga mobil yang berisi petinggi ISIS. Agresi itu dilakukan di Desa Umm al-Rous dan Al-Qaraan. Namun, mereka tidak tahu Al-Baghdadi ada di mobil itu.
Pejabat Irak yang menangani masalah ISIS, Hisham al-Hashimi, mengatakan Al-Baghdadi berada di salah satu mobil itu. "Dia terluka di Al-Baaj, dekat Desa Umm al-Rous dalam serangan 18 Maret lalu," kata dia kepada The Guardian.
Menurut sebuah sumber, Al-Baghdadi lebih suka menghabiskan waktunya di Al-Baaj yang berada 200 kilometer sebelah barat ISIS Mosul. "Alasannya, karena jika terjadi perang, tentara Amerika pernah mencakup wilayah sana," katanya. "Sejak 2003 tentara Amerika tidak pernah terlihat di sana."
THE GUARDIAN | HUSSEIN ABRI YUSUF